Monday, December 15, 2008

Karyawan : dicari !

Katanya lagi krismon, banyak PHK, banyak pengangguran. Benarkah ?

Gak juga. Tergantung definisi pengangguran. Kalo definisinya adalah orang yang gak kerja, bisa jadi memang sangat banyak. Tapi kalo definisinya diubah dikit jadi orang yang mau kerja tapi gak dapet dapet, nah... bisa jadi angkanya susut drastis. Kata kuncinya adalah 'mau' kerja. Bersedia untuk kerja, dan berminat untuk bekerja. Bukan sekedar pengen punya penghasilan doank.

Kayak sekarang. Aku lagi butuh karyawan. Padahal hampir tanpa syarat apapun. Palingan harus dengan referensi. Itu aja. Tapi ampun... susahnya. Rata-rata mereka bilang, aduh... jauh... gak mau... Walah ! Padahal itu cuman dari Kelapa Dua ke ITC Kuningan. Dan ongkos perjalanan semua kita tanggung. Malah disediakan driver + motornya yang antar jemput kesana. Enak khan ? Tapi itulah... ternyata menurut mereka itu sudah 'entah di dunia bagian mana'.

Pas kita nyari karyawan sementara Ramadhan kemaren, juga aneh2 jawabannya. Ada yang : "Oh... sementara ya bu. Gak mau ah. Tapi ntar kalo ibu nyari yang tetap, saya aja yang diambil" Lho... ya gak mungkin lah. Pasti aku ngehubungin yang udah pernah kerja di aku dulu donk. Secara pasti sudah belajar banyak dan sudah saling mengenal.

Ada juga komunitas yang sering minta bantuan cause anggotanya sering gak bisa bayar sekolah anak2 nya. Pas nyari karyawan ke komunitas itu, susyahnya juga minta ampun. Jawaban mereka : aduh, maaf... belum mau terikat. Lho ??

Trus ada juga kenalan ojek yang sering ngeluh susahnya jadi pengojek. Persaingan lah, temen2nya keras lah, dll. Tapi pas ditawari jadi karyawan, jawabannya juga sejenis : Gak mau. Lho... trus selama ini, kenapa ngeluh terus jadi ojek ya ?

Kadang-kadang jadi mikir. Banyak pengangguran ? Gak juga kok. Banyak di antara mereka yang memang gak mau kerja. Jadi ? Yach... maybe data statistik perlu mencantumkan lebih detail, gak kerjanya kenapa. Kayak para ibu yang memilih untuk really at home dan berkarya dari rumah, apakah mereka juga termasuk yang didata sebagai pengangguran ?
Just my curiosity...
Gambar diambil dari sini

Renungan

Ya Allah... apabila doa bisa untuk mengubah tanggal kematian, aku berdoa agar tidak meninggal saat masih muda. Saat kesadaran dan pemahaman untuk beribadah belum sepenuhnya. Saat tabungan amal masih jauh dari cukup, bahkan banyak tergerus oleh lobang2 maksiat yang tidak dirasa. Saat waktu untuk menghadap-Mu masih terasa berkejaran dengan waktu untuk egoismeku.

Ya Allah... aku juga berdoa, agar tidak meninggal saat anak2 masih kecil. Karena betapa kasihannya anak2 ku apabila ditinggalkan ibunya saat mereka masih usia dini. Mereka masih sangat butuh perhatian. Mereka masih sangat membutuhkan pegangan. Kami sangat ingin mengantarkan mereka meniti jalan menuju baligh.

Ya Allah... aku juga berdoa, supaya tidak meninggal pada saat anak2 ku beranjak dewasa. Juga pada saat mereka belum menikah. Biarkan kami mengantar anak2 kami sampai gerbang kemandirian mereka yang sesungguhnya. Sampai mereka menapaki hidup ini bersama pasangan hidup mereka. Kami ingin membantu memilihkan bagi mereka pasangan yang sesuai, yang seperti apa yang Engkau sunnahkan. Kami ingin menyelesaikan tugas kami sebagai wali mereka, hingga Engkau amanatkan untuk selesai dengan dilangsungkannya pernikahan mereka.

Namun ya Allah... kami juga berdoa, apabila semua anak2 telah kami selesaikan urusannya dengan bantuan-Mu, apabila semua anak2 telah dapat hidup mandiri, apabila kami sudah tak sanggup berdiri di atas kaki kami sendiri, apabila kami sudah lebih banyak mudhorotnya untuk orang banyak daripada manfaatnya, maka kami sangat berharap kepada-Mu, untuk menyiapkan mental kami, sehingga kami segera mendapatkan kesempatan menemui-Mu.

Ya Allah... apabila kau ijinkan kami hidup di dunia hingga usia tua, jangan biarkan kami menjadi penghalang untuk siapapun. Jangan biarkan kami menyusahkan orang lain, memberatkan orang lain. Sungguh, betapa enaknya bila bisa hidup mandiri. Tapi rahasia hidup ada di tangan-Mu, ya Allah. Engkau-lah yang menentukan, apakah di penghujung usia nanti kami tetap tegar dan kuat seperti ini. Atau menjadi badan yang utuh namun terbaring dan terkulai, yang bahkan untuk memiringkan badan juga butuh bantuan orang lain.

Ya Allah... kami berbisnis, kami menabung, sebagai persiapan kami untuk hidup di usia renta. Namun... kami sangat paham, uang hanya sebagian kecil dari sebentuk kemandirian. Masih begitu banyak hal lain yang menentukan kemandirian kami di penghujung usia nanti. Akankah kedua kaki kami masih bisa berfungsi seperti sekarang saat nyawa sudah di tenggorokan ? Akankah semua masih bisa normal digunakan saat mendekati waktu yang telah Engkau tetapkan ? Atau bahkan, hanya sekedar dengan rasa takut apabila gelap telah datang, dan ternyata kami benar2 hidup sendiri dan tak ada satupun yang dapat menemani, akankah kami dapat menghadapinya bila berjalan selama berhari hari ? Bahkan berbulan bulan ? Akankah kami menjadi terbiasa ? atau menjadi phobia ?

Ya Allah... sungguh, kami takut... Kami tahu, kehilangan itu, tidak dapat ditutup dengan menghadirkan sosok orang lain. Yang meskipun fisiknya ada, namun hubungan batin -- bagimanapun -- tidak dapat digantikan.

Namun di sisi lain kami juga tahu, semua orang, pada saat se-usia dengan kami saat ini, adalah masa sibuk2 nya. Sibuk dengan keluarga karena masanya punya anak lagi, lagi, dan lagi. Sehingga kesibukan dengan bayi, dan kakak2 nya, cukup menyita waktu dan tenaga. Juga kesibukan dengan aktualisasi diri, dengan seabreg kegiatan non formal dan segala macam jabatannya. Juga kesibukan peningkatan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan, untuk sekarang dan nanti. Begitu banyak kesibukan yang saat ini kami jalani... Dan sangat mungkin nanti akan dijalani anak2 kami saat mereka seusia kami nanti.

Dan saat itu, usia kami sudah seusia orang tua kami saat ini.... Dan pada saat itu terjadi, kami sangat ingin dapat memahami kesibukan anak2 kami. Namun... kami juga dipenuhi kekhawatiran... akankah seusia itu kami masih dapat hidup mandiri ? Jadi ya Allah, apabila kami memang sudah tidak dapat hidup mandiri, biarkan kami dapat menghadap-Mu dengan bekal yang kami kumpulkan. Karena kami tidak ingin menjadi ujian bagi anak2 kami dalam beribadah kepada-Mu.

Amien.
Gambar diambil dari : sini

Thursday, December 11, 2008

Dinar

Sebagai pengamat setia harga dinar di http://geraidinar.com/, ada yang cukup aneh akhir-akhir ini. Oops, bukan pengamat denk, tapi cuman setia ngintip harga dinar pagi dan sore di situs tsb. Dan setelah ngintip, Ooo... segitu ya, harganya sekarang. Trus gimana ? sementara ya sudah, sampai situ dulu, hehehe... Minimal berinteraksi lebih dekat dengan fluktuasi harganya dulu lah.

Dulu, harga dinar kalau bergerak dikit2. Jadi kalo naik, ya naik dikit2. Turun juga idem, dikit2, sampai batas untuk naik lagi. Nha, akhir2 ini, sebulan terakhir barangkali, sempet harga dinar ngelonjak naik. Even sebelumnya turun dulu.


Kayak semalam. Kemaren harga dinar udah anjlok ke 1.200.000-an. Itu dengan masa penurunan beberapa hari. Jadi turunnya dikit dikit. Hmm... sempat terpikir... wah, dinar turun lagi nich... Beruntunglah yang lagi punya uang, bisa beli dengan harga murah. Trus hari ini mbuka situs yang sama, lho... udah jadi 1.231.958. Dalam semalam ! Bayangin aja yang semalem beli, kalo di-kurs dengan harga sekarang, lumayan banget khan... Dan ini juga terjadi beberapa pekan yang lalu. Naik tajam dalam semalam.

Tapi... kita sudah belajar juga, untuk tidak terlalu berharap dari selisih harga dinar. Jadi kalaupun beli dinar, niatnya untuk menyelamatkan nilai uang. Bukan untuk mendapatkan selisih harga per dinar. Jadi ya... even harga naik turun, emosi relatif lebih stabil. Harga naik turun ya cuman dilihat aja. Kali' aja pas turun pas punya uang, lumayan, bisa beli... Tapi gak perlu sampai gop-gop-en (apa ya, istilah bahasa indonesianya ? grusa grusu ? tergesa gesa ?), pas turun sibuk beli. Pas naik, ribet lagi, sibuk mo ngejual.

Karena kalo selisih harga, Alhamdulillah, udah kita dapat dari usaha real. Yach... ITC Depok masih sangat lumayan lah, buat ngumpulin selisih harga jual dengan harga beli. Dan menyusul, insya Allah bulan Desember ini, ITC Kuningan.

Thursday, December 4, 2008

Pensieve

Suatu kali ada temen yang nanya, bikin sekali postingan butuh berapa jam ? Dan disambung lagi dengan, kemaren cuti besar buat bikin blog ya ? Ada temen lain lagi yang ngerasa gak sempet buat posting di blog. Hmm...

Kalo buat aku, blog ini selayaknya pensieve-nya Dumbledore. Tempat yang nampung segala macam memory. Pas memory ku berasa penuh, karena lagi emosi misalnya, atau ada hal yang memang kudu disimpen buat suatu saat nanti, atau mungkin juga karena ada hal yang menarik, itulah saat yang tepat buat nulis di blog. Dalam bayanganku seperti Dumbledore dengan tongkatnya ngeluarin memory dan disimpan di pensieve. Dan setelah itu, pikiran jadi berasa enteng lagi. Cause yang berat2 dan kudu diingat udah disimpan di pensieve. Dan suatu saat kita butuh, tinggal diambil lagi dari pensieve.

Juga identik dengan buku diary. Pas pusing, pas gak ada kerjaan, pas puyeng dengan kerjaan kantor tapi tambah dipikir tambah ruwet dan mbundhet, pas suntuk, nha... saatnya untuk menuangkannya di pensieve, atau buku diary, atau blog. Dan setelah nulis, cling... dunia cerah kembali. gak percaya ? Coba dech :-)

Dan gak butuh waktu lama kok, buat nulis. Pokoknya tulis aja apa yang terpikir. Tik tik tik, teruuuus... aja. Nha, paling kalo gak biasa, butuh waktu lamanya buat editing. Khan diedit dulu supaya enak dibaca. Dibaca lagi dulu beberapa kali, ada yang berasa aneh gak. Ada yang gak nyambung gak. Kadang2, kalo pas ide nulisnya gak bagus, butuh beberapa kali buat baca ulang. Tapi kalo pas lagi mood, dan idenya lagi banyak dan panjang, paling dibaca ulang sekali langsung diposting.

So, gak butuh waktu lama kok, buat posting di blog. Sementara sisi positifnya, jelas kita jadi terbiasa menulis. Itu satu. Kedua, yach... siapa tahu ada yang 'tercerahkan' setelah baca postingan kita. Kita ikutan dapet pahalanya khan. Ketiga, ya itu tadi, semacem pensieve buat kita. Melegakan pikiran. Supaya pikiran fresh lagi. Plong gitu lho. Keempat, tapi yang ini aku gak termasuk, kayaknya bisa buat jualan juga ya. Banyak khan, yang jualan online pake blog.

So, posting di blog, siapa takut...

Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu....

Titipan postingan dari suami....

= = = = = =


Alhamdulillah, tadi pagi bisa ngumpul dan menghafal Al Qur’an lagi bersama anak-anak. Kebetulan membaca dan mencoba menghafal potongan ayat surat Al Mumtahanah, tepatnya ayat ke-3 dari surat ke-60, yang artinya kurang lebih “Tiada bermanfaat orang yang dekat (disayangi) dan tidak juga anak-anakmu pada hari kiamat. Dia akan memisahkan di antara kamu. Dan Alloh Maha melihat apa yang kamu kerjakan“.

Karena momennya lagi ngumpul sehabis sholat shubuh, suasananya tentu guyup, hangat, dan serasa ingin kumpul dan bareng terus dengan istri dan anak-anak. Maka ketika membaca arti ayat ini sangat kontras dan menjadi bahan pikiran ketika perjalanan menuju kantor.

Sifat alami manusia tentunya selalu ingin berkelompok, ingin berkumpul. Ingin merasakan kehangatan dan kasih sayang keluarga, istri, dan anak-anak. Apalagi mengingat tadi pagi masih bercengkerama dengan anak-anak, cek kemajuan sekolahnya, bacaan dan hafalan qur’annya. Tentunya kemesraan dan kehangatan ini, sejujurnya, ingin dipertahankan bukan hanya sampai tua, tapi juga sampai di hari akhir kelak. Amien.

Pikiran lalu melayang mengingat ibu di Semarang. Betapa beliau sangat perhatian dan sayang sama anaknya. Walaupun anaknya ini sudah sangat gedhe, dan sudah punya anak. Empat malah. Beliau masih ingat kalau anaknya pulang, dibuatkan makanan kesukaan : ayam / bandeng presto buatan sendiri + sambelnya (hmm… yummy…). Kadang-kadang juga tempat pinjem duit kalau lagi butuh (he he he). Jadi berharap juga ingin kumpul bareng ibu di akherat kelak. Berbagi kasih sayang dengan beliau dan berkumpul dalam keadaan bahagia di yaumul akhir. Amien.

Sekarang pun bersama istri, yang perhatian dan sayang sama suaminya. Teman diskusi dan berbagi dikala susah, apalagi saat suka dan bahagia. Melihat wajahnya di saat tersenyum, kadang timbul tanda tanya : masihkah di akherat kelak kita bisa berkumpul bersama ? Harapannya, istri tercinta menjadi ratu sejagad di rumah yang ditempati di hari akhir kelak. Demikian juga dengan anak-anak. Mengingat tangis dan tawanya, kadang-kadang kita jengkel dan marah. Tapi sesungguhnya, semuanya memberi kita kesempatan untuk menjadi “the real parent”. Ah, betapa bersyukurnya atas kehidupan ini jika kita senantiasa bahagia dan bisa bersama terus.

Ketika kita mencoba mengartikan potongan ayat di atas secara awam, tentunya kita tidak akan berburuk sangka bahwa Alloh begitu tega memisahkan hamba-Nya dari orang terdekat dan keluarganya. Ini adalah pesan-Nya, yang dengan kasih sayang-Nya senantiasa mengingatkan agar setiap individu memperbaiki dirinya. Hingga mereka dapat mencapai kualitas yang patut disebut baik, dan patut mendapatkan limpahan rahmat-Nya berupa surga. Sesungguhnya Alloh mengingatkan agar setiap individu mewaspadai seluruh aktifitas ketika dalam kesendirian, karena nantinya semua amal perbuatan akan dipertanggung-jawabkan secara pribadi. “Sesungguhnya setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban” (QS Al Mudatsir : 38). Dihadapan Alloh, akan dibentangkan seluruh amalan kita, baik yang buruk maupun yang baik. Alloh maha mengetahui dan melihat semua amalan yang dilakukan hambanya.

Alloh sangat tahu bahwa banyak faktor internal maupun eksternal, dengan daya tarik manis yang negatif, yang akan mempengaruhi kita. Biasanya di hadapan keluarga, istri dan anak-anak, kita tampil sebagai orang baik-baik. Sebagai anak yang berbakti, suami yang bertanggung jawab, dan sebagai ayah yang berdedikasi. Tetapi di luar pengetahuan mereka, mungkin dan sering kali kita mengingkari perintah Alloh, dan sering mendekati atau bahkan melakukan larangan-Nya. Naudzubillahi min dzalik. Bentuk pengingkaran ini banyak macamnya. Hati kecil setiap insan lah yang paling mengetahui tentang hal tersebut. Bagaimana tidak ? uang ada, waktu bisa dicari, dan kesempatan bisa dibuat.

Begitu banyaknya gesekan saat mencari penghidupan di dunia ini, membuat standard ideal hidup sesuai prinsip agama jadi jauh bergeser. Banyak pertanyaan sehingga kita ragu untuk menjawabnya : Sudahkah harta yang dicari merupakan harta yang halal ? Sudahkah proses mencarinya halal ? Sudahkah digunakan di jalan yang halal ? Intinya adalah, di zaman sekarang banyak sekali jalan yang dapat menjerumuskan manusia di dalam liang kehinaan dan kemaksiatan.

Kembali ke permasalahan awal, sudah tegakah kita berpisah dengan orang-orang tercinta di hari akhir ? Dengan orang tua, istri, anak-anak, dan karib kerabat ? Cobalah pandang wajah-wajah mereka ketika sedang berbicara dengannya. Rasakanlah dan renungkanlah kembali, bagaimana rasanya berpisah dengan semua yang dicintai. Katakanlah bukan kasus yang terburuk, dimana seluruh keluarga dikembalikan ke seburuk-buruknya tempat (baca : neraka, na’udzubillah min dzalika). Namun ada salah satu, atau sebagian dari mereka yang kembali kesana.

Misalkan saja, kita sebagai orang tua berada di tempat yang terbaik, karena mungkin ada salah satu amalan yang membuat Alloh ridho dengannya. Kemudian salah satu dari anak-anak, karena kekhilafannya atau karena lupa mengingatkannya, sehingga dia tergelincir ke jalan keburukan. Atau mungkin orang tua kita, yang belum sempat belajar ibadah dengan baik, karena sibuk menghidupi dan mengurusi anak-anaknya. Sehingga mereka menerima buku amalan dengan tangan kiri. Tegakah kita ?

Kuncinya adalah perbaikan semua individu keluarga, dimulai dari pribadi masing-masing. Karena Alloh sudah mengingatkan dalam kitab-Nya yang sempurna “Jagalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka, didalamnya ada penjaga / malaikat yang keras hukumnya. Para malaikat itu tidak pernah membangkang dan selalu melakukan apa yang diperintahkan Alloh padanya” (QS Attahrim : 6).

Dengan perbaikan kita selaku individu sekaligus pemimpin, akan mendorong perbaikan di seluruh keluarga. Bahkan manusia mulia sekelas Nabi Ibrahim, meminta dan berdoa kepada-Nya untuk kebaikan diri beliau dan semua keluarga dan keturunannya : “Ya Rabbku, jadikanlah kami orang-orang yang menegakkan sholat, dan juga anak keturunanku. Ya Rabbku kabulkanlah doa kami” (QS Ibrahim : 40). Insya Alloh, kalau masing-masing pribadi komitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pribadi, maka harapan kita berkumpul bersama orang-orang tercinta bisa diwujudkan. Fastabiqul Khoirot.

Wallhua’alam bisshowab (Khoiru).

Tuesday, December 2, 2008

Khabar Anugrah ITC Kuningan

Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya Anugrah ITC Kuningan mo kita buka Januari aja. Kenapa ? Cause kalo dibuka tanggal 25 Desember, rugi euy.

Cause ternyata, service charge itu dibayar awal bulan dan per tgl 1. Dan service charge itu, kalo sewa dihitung sejak serah terima kunci. Sedangkan kalo beli dihitung 2 bulan sejak pelunasan DP. Atau 2 bulan sejak bayar lunas, kalo cash.

Jadi kalo aku buka tgl 25, aku kudu bayar service charge bulan Desember, yang nominalnya lumayan. Emang sih, ntar 25 Desember ada libur yang lumayan panjang. Mengingat toko baru, libur tsb memang sangat mungkin menambah lead dan percepatan toko dikenal. Tapi, dengan selisih biaya service charge yang kudu dibayar, yang kayaknya gak bakalan ketutup sama penjualan selama libur di ITC Kuningan, jadi ya terpaksa kita lebih memilih untuk memundurkan tanggal opening-nya.

Jadi mundur ke tanggal berapa nih ? Hmm... diusahakan tgl 1. Biar gak ketinggalan momen 'long weekend'. Dan tgl 1 khan jatuh hari Kamis. Jumat kecepit. Trus setelah itu Sabtu Minggu. Jadi semoga masih merupakan lucky day untuk buka toko.