Critanya kebetulan ngobrol sama kakak yang pemerhati perkembangan ekonomi global, termasuk perkembangan harga emas. Dengan sedemikian meyakinkannya, kakak menceritakan tentang ekonomi makro yang sedang gonjang ganjing, termasuk dan salah satunya dikarenakan dolar yang mulai merosot. Cause dolar hanya disandarkan pada kepercayaan rakyat pada pemerintahannya. Sementara kepercayaan rakyat Amerika itu mulai goyah.
Nha, efeknya, harga-harga bakalan naik. Yang pertama naik jelas harga kebutuhan sehari hari. (sekarang udah mulai kita rasakan khan. Mulai dari minyak, bensin, trus kedelai, bahan makanan, dll) Trus mobil. Nha, saat itu, properti bakalan adem, atau stagnan. Cause daya beli masyarakat turun. Banyak lelang karena banyaknya kredit macet di bank. Setelah 1 atau 2 tahun, baru daya beli normal lagi. Saat itulah harga properti bakalan membumbung, bisa 2 - 3 kali lipatnya.
Efeknya ke emas, harga emas cenderung stabil, gak terpengaruh inflasi dll. For exam, jaman Rasululloh kambing harganya 1 dinar, sampai sekarang tetap 1 dinar. Jadi kalo punya uang, disimpan ke emas juga cukup menguntungkan. Disamping njualnya lagi juga gampang.
Nha, karena itulah, aku jadi mulai merhatiin harga emas di http://www.logammulia.com/. Dan inilah hasilnya :
Titip pertama itu harga emas tanggal 2 NOvember 2007. Sedangkan titik terakhir tanggal 17 Januari 2008. Emang sich kadang turun, tapi naiknya jauh lebih tinggi dari turunnya. Walah...
Sayang, kakakku gak bilang, trus kemungkinannya setelah naik gini, kalo kita beli emas, kira-kira harganya tetep di atas, bakalan naik terus, atau malah balik lagi ke sebelum adanya gonjang ganjing ekonomi. Aku juga lupa nanya lagi... :-(
Hmm... coba pas November itu aku beli emas seberat masku yang gak mengkilat ini... Ngayal kali' ye...