Thursday, December 31, 2009

Doa yang dilantunkan Saat Resepsi Pernikahan

Sebenarnya udah cukup lama, cuman filenya ngumpet, jadi baru sekarang bisa diposting. Berikut doa yang dilantunkan suami yang kebetulan mendapat amanah untuk menyusun dan membawakan doa di hajatan tetangga yang menikahkan anaknya.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

‘Audzubillahminassyaithonirrojiim

Bismillahirrahmanirrohiim
Hamdan syakirin, hamdan na’imin, hamdayuafini ‘amahu wa yukafi mazidah,
ya rabbana lakal hamdu kama yambaghilii jalalii wajhikal kariimi wa ‘adzimi sulthonik
Subhanallohi wabihamdihi ‘adada kholqihi, waridho nafsihi, wazinata arsihi wa midada kalimatih.

Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang kepada malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)
Ya Alloh Yang Maha pengasih, kami berkumpul di sore hari ini dalam rangka beribadah kepadamu, untuk mewujudkan rasa syukur kami atas pernikahan Mas … dan Mbak….., kami mohonkan kekuatan dan kebersihan hati, agar kami dapat melaksanakan acara ini dengan lancar, aman, dan tertib.
Ya Alloh Ya Razak, Alloh yang maha pemberi rezki, berkahilah pernikahan kedua mempelai pada khususnya, dan kepada kami semua pada umumnya, dan satukanlah kedua pengantin, buatlah mereka senantiasa dalam kebaikan, ya Alloh.
Ya Allah, ya rahman, ya rahim, pemilik kasih dan sayang, perkenankanlah dan limpahi kepada kami, cinta yang senantiasa menjadi ikatan suci perkawinan. Sebagaimana cinta yang engkau anugerahkan kepada Rasul-Mu yang mulia, para sahabat, dan orang-orang saleh sebelum kami, di dalam membina maghligai pernikahan, yang mawadah, warahmah, walmaghfiroh.
Ya Alloh yang maha berkehendak, jadikanlah kami sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai di kala dekat, saling menjaga kehormatan di kala jauh , saling menghibur di kala duka, saling mengingatkan dan berbagi di kala bahagia, saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan saling menyempurnakan dalam peribadatan.
Ya Allah yang maha kuasa, dengan amanat-Mu menjadikan mereka sebagai pasangan, dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagi mereka kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagi mereka memiliki keturunan, jadikan keturunan mereka yang memiliki keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.
Ya Allah yang maha lembut, karuniakan pada mereka kelembutan pasangan, kasih sayang, dan ketulusan, ridhai mereka bersama pasangannya. Himpunkan mereka dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.
Ya Allah penguasa pengetahuan, karuniakan pada mereka dan kami keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya senantiasa di dalam kebaikan. Dan jadikanlah kami dan anak cucu kami orang-orang yang tetap mendirikan shalat.
Ya Allah pemilik kebahagiaan, sempurnakanlah kebahagiaan mereka, dengan menjadikan perkawinan ini sebagai ibadah kepada-Mu, dan bukti kepengikutan dan cinta kami kepada Sunnah Rasul-Mu.
Ya Alloh yang maha pengampun, kami menyadari bahwa semua amalan yang telah kami lakukan, baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Mu kelak. Untuk itu kami mohon kepada-Mu, limpahkanlah ampunan dan Ridho-Mu kepada kami semua. Dan kami tahu bahwa tak seorang pun yang akan memberikan pengampunan kecuali hanya Engkau semata.
Ya Tuhanku, tunjukilah kami untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, dan kepada ibu bapak kami, dan supaya kami dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepada kami, juga kepada anak cucu kami. Sesungguhnya kami bertaubat kepada Engkau, dan golongkanlah kami agar termasuk sebagai orang-orang yang berserah diri
Ya Alloh ya Rabbana, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

Rabbana aatina fiddunya hasanah, wafil akhirati khasanah wakina azabannar


Gambar diambil dari sini

Monday, November 30, 2009

Milestone Menjelang 35

Menjelang usia yg ke-35, Allah SWT berkehendak ngasih milestone kehidupan lagi buatku. Disamping mungkin teguran dari Allah, cause selama ini aku terlalu menyombongkan diri dan berbangga, dengan status sebagai ibu rumah tangga, karyawan, dan bisnis yang nempel di aku. Karena dengan adanya banyak status, aku jadi dengan bangganya menyombongkan bahwa kalo ada masalah di satu sisi, aku bisa concern ke sisi yang lain, sehingga gak nguplek di masalah itu terus. Dan ternyata kali ini Allah memberiku ujian disitu...

Berawal dari urusan kantor yang mulai belibet. Mulai rumit, dan gak jelas kapan bakal tersolusi. Sementara, nothing I can do. Eh, ya ada denk... tapi maksudnya, aku bukan termasuk bagian dari mereka yang menentukan solusinya.

Trus pas urusan kantor masih runyam, disambung dengan urusan anak2 yang gak tahu gimana padha rewel, padha usil, jadi padha sering bertengkar. Ditambah dengan mbak di rumah yang jadi pengen pulang karena suaminya sakit gak ada yang ngurus. Plus urusan orang tua yang have a misscommunication sama kita.

Nah... udah mulai cukup puyeng tuch... Tapi ternyata belum semuanya. Ujian dari Allah masih berlanjut. Entah gimana, dengan alasan yg berbeda2, semua karyawan di 2 toko kita pamit, mo keluar. Satu langsung keluar di hari itu. Dan 2 lagi mo keluar ntar akhir desember.

Jadi kloplah sudah. Yang selama ini aku begitu senang dan bangga, karena apabila ada masalah di satu sisi, maka aku bisa 'lari' ke sisi yang lain. Sekarang oleh Allah -- Alhamdulillah -- dikasih masalah lengkap di semua sisi. Lengkap, gak ada yg terlewat.

So, what I'll do next ? Yach.. jujur aja.. berat... baru kali ini aku dapet masalah di semua sisi kehidupanku, di saat yang bersamaan. Langkah pertama, jelas, banyak2 berdoa... Minta tolong sama Allah. Walopun jelas, aku gak tahu samsek gimana yg terbaik dan apa yg harus kuminta. Jadi doanya ya supaya aku bisa memilih dan menetapkan langkah di jalan yang LEBIH diridhoi Allah. Itu aja. Soale kalo 'cuman' yang diridhoi Allah, lha khan banyak tingkatannya. Aku berharapnya supaya dikasih petunjuk mana yang tingkatannya lebih baik di mata Allah, dan dimudahkan untuk menapakinya.

Trus... depend on the problem. Kalo there is something I can do, ya tak lakukan sesuatu. Misalnya kayak problem di karyawan, yang akhirnya jadi ada perubahan besar2 an di system Anugrah yg selama ini jalan. Ya tak coba design system baru, disiapin tools2 nya, dibayangkan case2 nya. Tapi itu pun aku ngebatasi, gak mau terlalu ngotot. Biar level tekanannya masih di level yang bisa ditolerir banget, sehingga gak ngerembet ke anak2. Lha kalo aku ngotot, trus jadi tertekan sendiri karena ngerasa harus ini, harus itu, khawatirnya pas deket anak2, emosi dan energi udah habis. Munculnya uring2 an dech. Kesian anak2 khan...

Nha, untuk case yang aku gak bisa ikut memutuskan solusinya, ya sudah... berdoa aja... Memasrahkan solusi permasalahan pada Allah SWT, sambil berharap dikasih yang terbaik untuk aku dunia akherat. Dan berdoa supaya aku bisa ridho menerimanya. Sehingga berharapnya bisa lulus ujian dengan predikat mumtaz, summa cum laude. Gampang khan ? Jelas enggak, hehehe... Untuk bisa let it flow, aku masih harus banyak berusaha. Lha buktinya masih dapat ujian kayak gini. Kalo udah lulus, ujiannya khan ganti yang lain donk... Gak ujian let it flow lagi...

Gambar diambil dari sini

Monday, November 23, 2009

Ngeles dot com

Selama ini aku gak pernah suka sama ilmu ngeles. Aku sangat gak suka ngomong sama orang yang seneng ngeles, yang pada pinter ngeles. Capek rasanya. Dan permasalahan jadi gak ketemu2. Padahal kalo masalah gak ketemu, solusi juga jadi gak bisa dicari. Lha gimana mo dapet solusi, masalahnya aja masih belum tahu.

Karena itu, selama ini, aku selalu mengutamakan kejujuran. At all. Begitu pula ke anak2, dan ke para karyawan. Kejujuran, keterbukaan, itu yang selalu kita sampaikan ke mereka. Bahwa kalo mereka salah, bilang aja. Kalo tahu2 kita marah setelah mereka ngasih tahu, ya wajarlah, khan punya salah. Tapi dengan itu mereka terbebas dari rasa bersalah, brarti mereka sudah menjadi orang yang berani bertanggung jawab. Dan mereka juga kita dorong untuk melakukan itu, kita yakinkan bahwa kalopun kita marah, sangat tergantung sama level kesalahannya. Insya Allah gak bakalanlah, kesalahan yang kecil bikin kita jadi marah gede. At least, dosanya jadi gak akan diungkit di akherat, karena sudah solve di dunia.

Tapi beberapa pekan terakhir ini, membuat aku berpikir. Dan berdiskusi dengan beberapa orang yang tak anggap mumpuni ilmu agamanya. Supaya aku tahu dan dapat meyakini, bahwa ini benar, benar akherat. Dan insya Allah juga benar dunia. Dan untuk mengetahui rambu2 agama supaya aku gak salah mengambil jalan.

Jadi ternyata, ilmu ngeles itu memang penting dan perlu. Asal kita tahu dimana harus menempatkannya. Dan Rasulullah juga jago ngeles. Mahir taktik. Piawai permainan kata2. Dan rasulullah SAW banyak memakainya untuk keperluan membela diri, dan strategi pada saat perang.

Di posisi aku, gak sampai kayak rasulullah sih... tapi bahwa ngeles adalah ilmu yang perlu kita pelajari, sangat aku rasakan beberapa pekan terakhir ini. Untuk menghadapi orang yang mendholimi kita, ternyata gak bisa dengan menerapkan bicara jujur apa adanya. Karena -- wallohu alam -- sepertinya memang ada orang2 yang memang berniat mendholimi. Nah, kalo dengan mereka yang berniat seperti itu kita mo menerapkan jujur apa adanya, wah... bisa makin terdholimi tuch...

Nah... makanya, 'orang baek' harus juga belajar ngeles. Harus juga punya ilmu ngeles. Harus juga pakar ngeles. Jadi kalo memang dibutuhkan ngeles, kita bisa melakukannya.

Bedanya 'orang baek' yang ngeles dengan mereka yang ngeselin karena ngeles, maybe... kalo orang baek itu tahu bagaimana seharusnya menempatkan diri. Jadi pada saat dibutuhkan jujur, ya jurus jujur apa adanya yang dikeluarkan. Tapi kalo pas ketemu orang yang memang niat gak baik, dia bisa ngeles dengan sukses, tanpa harus berbohong.

Sedangkan kalo orang yang ngeselin karena ngeles, bisa jadi ngeles itu sudah nempel jadi karakternya, kebiasaan. Sehingga kalo dia gak suka, otomatis aja keluar ilmu ngeles. Padahal seharusnya, bukan suka gak suka nya kita yang dipake buat nentukan harus ngeles atau nggak. Tapi efek yang ditimbulkan.

Jadi, belajar ngeles yuk... mari....

Gambar diambil dari sini

Tuesday, November 3, 2009

Test Produk

Sebelum dijual ke konsumen, biasanya semua brand yang ada di Anugrah kita test dulu. Test sederhana sih, dan gak pake teori.

Test pertama, biasanya untuk produk dan brand baju anak2 kita cobakan dulu ke anak2 ku. Gimana komen mereka. Kadang ada yang gak lolos karena panas, gak nyerap keringat. Ada juga yang modelnya mereka ngerasa gak sreg. Nah, kalo udah gitu, aku gak brani ambil produk itu buat dijual di toko. Lha kalo aku sendiri gak yakin dengan kelebihan produk, gimana mo ngeyakinin customer buat beli, ya khan...

Ada juga brand yang udah lolos tes untuk produk anaknya. Terus brand itu ngeluarin produk baru untuk dewasa. Nah, kita coba lagi aja yang dewasanya. Gimana nih. Kali ini, kelinci percobaannya terpaksa aku sendiri. Lha gimana, mosok dicobain ke anak2, jelas mereka gak mau khan... Untuk tes di aku, selain enak dipakai, nyaman, gak gerah, model, warna, dan satu lagi : harga. Karena harga ini juga menentukan. Kalo produk bagus, tapi ternyata harganya terlalu mahal untuk produk di level yang sama, ya bakal susah bersaing khan... Kebalikannya, produk mungkin gak terlalu awet, warna cepet berubah, tapi untuk level harga yang sama, ternyata produk ini yang mutunya terbaik, ya tetep kita ambil.

Nha, itu tes tes di tahap awal sebelum dijual ke konsumen. Namun setelah kita lempar ke pasar, ternyata tetep kudu dipantau. Pantauan pertama, pas pertama kali dijual, jalan gak, ada yang laku gak. Seberapa cepat. Pantauan kedua, setelah sekian bulan, gimana progress penjualan produk itu. Tetep, meningkat, atau turun.

Kadang untuk produk yang bagus dan lumayan mahal, produk di awal2 susah keluar, yang kejual cuman dikit2 banget. Tapi begitu mereka percaya sama produk itu, gak susah lagi kita mengedukasi, otomatis mereka mau produk yang sama dan bersedia membayar harga yang lumayan mahal. Gak ribet lagi sama tawar menawar dan pilih memilih. Cause mereka udah percaya.

Ada lagi jenis kedua, yang di awal lakunya cepet banget, tapi setelah sekian bulan penjualannya menurun. Ini bisa jadi karena konsumen gak puas dengan produk yang dibeli. Jadi pas di awal terjual cepat, mungkin karena konsumen tertarik dengan harga yang murah, model yang bagus, warna, dll. Tetapi setelah produk dipakai, karena banyak hal, ternyata banyak konsumen yang kecewa. Akibatnya jadi gak ada pembelian ulang. Produk jenis ini, Alhamdulillah, sejauh ini gak ada di Anugrah. Kalopun ada, sebaiknya segera ditarik dari peredaran, daripada mengganggu stock di toko.

Jenis ketiga, yang lolos test di kita, tapi ternyata respon pasar gak sama dengan respon kita. Dari awal penjualannya seret. Sampai beberapa bulan tetep seret. Untuk produk kayak gini, ya terpaksa, gimana lagi. Hanya ada satu action : tarik, jual obral. Daripada kelihatan banyak di toko, tapi ternyata banyaknya itu penuh dengan produk yang gak muter...

Wednesday, October 28, 2009

Update ITC Kuningan

Pengen cerita tentang perkembangan di ITC Kuningan. Desember 2008, pada saat Anugrah ambil 2 kios di Lt 4 ITC Kuningan, kondisi di sekitar musholla aduuuhhh... sepine rek. Di lorong belakang gak ada yang buka satupun. Kata pengelola sih karena dulu mo dipake bareng2 sama komunitas, tapi gak jadi. Akhirnya malah jadi tutup terus gitu, kayak gak terurus.

Tapi aku udah bener2 jatuh hati sama kios yang C13/6, meskipun terpencil di lorong yang masih tutup semua itu, dan bentuknya juga 'aneh'. Gak kayak normalnya kios. Tapi hasil keliling dan ngider2 berapa kali, memang kios itu yang paling menawan di hati, hehehe. Dan karena barang kita banyak, jadinya kiosnya dobel sama C6/7. Soale kalo yang C13/6 doank gak bakalan muaaaatttt....

Perkembangan terkini... karena beberapa pertimbangan dan nego yang cukup alot, akhirnya diputuskan cut off yang C13/6, dan lanjut di kios yang C6/7. Dan C13/6 ini, Alhamdulillah, langsung oper ke temen yang udah mulai berbisnis. Tahu gak... setelah postingan tentang C13/6 yang tak cut off itu muncul di blog, banyak yang menghubungi aku, baik telpon, email, atau sms. Ternyata banyak yang berminat yach... Jadi dengan postingan ini tak infokan lagi ya, kalo kios yang C13/6 itu udah laku. Jadi udah gak open lagi.

Trus kios sebelahnya, yang lumayan tusuk sate, udah laku, oleh temenku juga. Trus 2 kios di sisi satunya, sekarang lagi disewa, tapi udah kita konfirmasi katanya mo dibeli juga. Jadi Alhamdulillah, di sekitar situ hampir semua kios udah dibeli. Apalagi dibeli oleh pedagang, dan bukan investor. Kalo pedagang, insya Allah cepet buka, jadi cepet rame. Kalo investor, aduuuh... bisa lama banget, soale dia khan memang nyari gain, bukan niat mo buka. Jadi insya Allah ke depannya kita cukup yakin dengan peningkatan pengunjung.

Pas nemenin temen ke pengelola, masih ada sih, beberapa kios di Lt 4 yang masih open. Ada yang posisinya deket deretan kios kita, tapi gak tusuk sate. Kalo yang tusuk sate kayaknya tinggal 1 kios doank, cuman aku lupa tepatnya. Kalo liat denah, baru tuh, bisa nunjukin, hehehe.

Trus tentang perkembangan jembatan baru, Alhamdulillah, selain mushroom yang memang sejak ramadhan udah buka, rice bowl kayaknya juga udah siap. Trus solaria udah mulai keliatan renov. Bakmi gang kelinci juga udah ada aktivitas renov, kursi2 nya udah banyak terlihat. Di ujung ke Ambass juga udah ada beberapa yang buka.

Dari pengunjung yang lewat, sepetinya memang banyak peningkatan ya... Dulu itu, pas kita baru buka disana, aduuh... bener2 buka hutan dech. Sekarang, kalo aku kesana, udah keliatan tuch, ada arus pengunjung ke area situ. Apalagi setelah kita pasang spanduk 'sentra busana muslim baru', marketing juga ikutan seneng tuch... ramenya nyiprat kesana :-)

So... buat yang lagi mo nyari kios, dan tertarik di Lt 4 ITC Kuningan, coba dech survey. Atau contact aku juga boleh :-)

Psst, baru kemaren marketing ngasih tahu, baru dilaunch program spesial sewa, 7,5 juta setahun. Ada yang berminat ? Hihihi, kok aku udah kayak marketingnya juga ya...

Wednesday, October 21, 2009

Filling Time

Wasting time khan ngebuang waktu, ngabisin waktu. Kalo ngisi waktu, bener gak, inggrisnya Filling Time ? Kalo enggak, ya dipersorry ya, maksude sih gitu...

Jadi yach... memang Allah yang ngatur, Allah sebaik2 pembuat rencana. Dulu itu aku pengen banget kios kedua ada di Fatmawati. Dan gak mau banget di ITC Kuningan. Tapi gak tahu gimana, ujung2 nya kok buka di ITC Kuningan. Baru sekaranglah berasa, salah satu hikmahnya kenapa kok dulu itu 'diarahkan' buat buka di ITC Kuningan.

Untuk diketahui aja, aku bukan model orang yang suka jalan2. Shopping. Ke mall untuk jalan doank. Bingung, gak biasa kayak gitu. Sampai sekarang aja, kalo belanja bulanan, ya udah, sesuai daftar aja. Kalo udah selesai ya pulang. Gak bisa tuh, model yang ke mall, terus keliling2, nengok kiri kanan... Pegang ini itu, nanya harga, sekedar pengen tahu doank, trus iseng nawar... Waduh... bisa puyeng aku...

Trus pernah tak posting khan, kalo ngurus toko, ngantor, dan ngurus rumah itu enak. Karena pas ribet sama kantor, ya ganti aja ngurus toko. Pas ribet ngurus toko, ya ganti aja mikirin rumah. Pas rumah ribet, ya konsen aja di kantor. Gitu... Jadi ada pergantian suasana. Supaya mikirnya gak keruh terus. Gak suntuk terus.

Nha, kebetulan, berapa hari ini lagi suntuk banget sama kantor. Pilihan pertama, biasanya lari ke masjid. Tapi gak memungkinkan kayaknya. Nah, pilihan kedua buat ngisi waktu, adalah ngurus rumah. Tapi gak memungkinkan juga khan, mengingat itu berarti pulang ke rumah. Dan tahu sendiri khan jakarta, gak mungkin lah, pas istirahat pulang ke rumah, trus balik lagi ke kantor. Hihihi, badan siapa yang dipake...

Jadi larilah ke pilihan ketiga : ngurus toko. Dan sampai sini, aku udah ngerasa beruntung banget, karena jadi bisa ngisi waktu dengan sesuatu yang bermanfaat. Coba kalo gak ada toko, waduuhhh... bisa luntang lantung ke mall. Udah akunya jadi pusing karena gak biasa keluyuran di mall, capek, bahaya lagi. Ngelamun di mall khan bahaya... Hipnotis lagi ngetrend khan... Belum akunya juga jadi bingung sendiri. Aduh, pokoke gak kebayang dech, kalo kudu keluyuran di mall gak ada tujuan...

Itu salah satu hikmahnya aku buka di ITC Kuningan. Coba kalo masih yang di depok, halah, gak mungkin juga jam istirahat kesana. Itu sih sama aja dengan pulang, hehehe...

Kalo trus ada yg komen, jam kantor kok dipake ngurus toko. Hmm... anggap aja kayak yang laen, lagi jalan2, refreshing. Semua orang butuh refreshing khan. Hanya maybe refreshingku out of the box, diisi sama yang lebih bermanfaat, gak sekedar jalan doank, hehehe. Aneh juga ya, mosok refreshingnya ngurusin toko. Tapi coba dech...

Ada di salah satu training yang tak ikuti, katanya khan kalo lagi ada masalah, jangan nyemplung di masalah itu terus. Coba kita keluar dari masalah, trus liat masalah itu dari luar. Biasanya nongol dech, jalan keluarnya. Maybe ini yang terjadi ya...

Kalo ada masalah sama rumah, misalnya para mbak lagi bermasalah, aku concern dulu di kantor. Pas pulang, mulai bisa berpikir jernih, kebayang dech, solusi win win nya. Pas kantor lagi ada masalah, aku mikirin rumah dulu, atau mikirin toko. Pas toko ada masalah, ya lari dulu ke kantor, atau rumah. Nah, karena nemu aja hal yang harus dipikirin, jadinya pas concern mikirin yang lain problem jadi gak muncul. Gak kepikiran.

Pas concern sama hal lainnya selesai, nha... ada 2 kemungkinan nih. Bisa udah cooling down, bisa berpikir jernih lagi sehingga dapat solusi. Bisa juga ternyata solusi belum nongol. Trus gimana ? Ya gimana lagi... :-)

Wednesday, October 14, 2009

Panas

Iya euy, Widad panas. Udah dari jumat sih. Tapi jumat itu masih gpp. Anget doank. Cuman biasalah, kalo sabtu ahad, jadwal bapak ibunya padet det. Dan anak2 khan pada gak mau ditinggal. Jadi ngikut aja terus. Hasilnya bisa ditebak, ahad sore dia mulai panas tinggi.

Tapi anaknya tetep aktif, gak rewel. Meskipun memang jadi letoy gitu. Lemes. Diem2 doank. Tapi makan masih mau. Jadi ya udah, kita kasih obat turun panas aja, tiap 3 jam dikasih satu. Trus tpaksa gak ngantor dech.

Ada temen yang nanya, udah ke dokter belum. Hmm... as far as I know, untuk sakit panas, dibawa ke dokter kalau udah melewati 72 jam. Apalagi kalau anak gak rewel, mendingan ditangani di rumah dulu, sama ortunya. Aku memang rada ngerasa gak nyaman, kalo ngebawa anak ke rumah sakit buat berobat. Soale berapa kali kejadian, sama dokternya langsung dikasih berbagai antibiotik. Kalo gak langsung disuntik ini itu, dites lab ini itu.

Dulu aja, pas mo ngelahirin Uthi, dengan kondisi sangat sehat, dan malah ditakut2i dokter buat segera rawat inap, akhirnya kita masuk juga ke UGD. Eh... langsung dipersiapkan untuk operasi. Pas kutanya, jawabannya ya persiapan aja, kali' aja ntar operasi. Iihh... gondok banget dech. Soale kondisiku sangat baik baik saja, lha wong sehari sebelumnya masih ngantor. Dan riwayat melahirkan juga semuanya normal, gak pake apa2.

Dan memang pernah juga, Widad panas tinggi. Udah hampir 3 hari, panasnya belum turun. Widadnya memang kelihatan lemes juga, tapi gak ada tanda2 dehidrasi. Masa tenggang 72 jam juga belum lewat. Akhirnya di jam jam terakhir kita tungguin. Alhamdulillah, jam ke 69 atau 70 panasnya turun. Dan Widad ceria lagi.

Jadi sekarang, kalo anak2 panas, saya sama suami langsung menghitung dan mengingat, kapan tepatnya panasnya mulai. Dan kapan 72 jamnya bakalan habis. Cause sebelum 72 jam itu, kami jauh lebih prefer untuk merawat sendiri.

Dan Alhamdulillah, selasa sore kemaren, Widad udah normal suhunya. Udah ceria lagi. Dan rabu pagi ini, untuk pertama kalinya, dia mandi lagi. :-) Tapi ternyata... ada yang kesetrum. Panasnya jadi nyetrum, pindah ke Uthi. Jadi mulai lagi dech, kita menghitung siklus 72 jam buat Uthi. Tapi semoga dia bisa lebih cepat sembuh, mengingat Uthi doyan makan.

Update Anugrah Ramadhan 2009 dan Setelahnya

Udah lama pengen nulis, tapi binun, kayaknya temanya belum cukup gede buat ditulis. Belum cukup buat jadi satu postingan. Padahal sebenarnya banyak tema, tapi kecil kecil... Kalo disatuin, ntar gado gado donk, gak enak dibaca. Jadinya yach... even sedikit, gpp lah ya. Lumayan buat update informasi.

Anugrah ITC Depok, Alhamdulillah, tahun ini masih cukup bagus. Tapi sejujurnya, hasilnya di bawah prediksi kita. Tapi tetep aja Alhamdulillah. Karena ternyata toko kiri kanan banyak yang lebih parah omsetnya. Anugrah ITC Depok, Alhamdulillah, dapat mencapai omset yang kurang lebih sama dengan omset lebaran tahun lalu. Ini buat kami sudah sangat bagus, meskipun yach... prediksi memang tadinya melebihi.

Tapi mengingat info dari tetangga toko kanan kiri. Trus info dari TV tentang penjualan C4 yang juga anjlok di ramadhan tahun ini. Trus info dari temen2 lain yang katanya toko disini dan disana anjlok penjualannya, even di Ramadhan. Lepas dari semua judgement yang disampaikan masing2, untuk case Anugrah, kita masih sangat bersyukur, karena minimal omset masih kurang lebih dibanding omset lebaran tahun 2008.

Dan maaf... banget, kita masih ngomongnya 'kurang lebih', dan belum bisa ngasih angka real. Karena pencatatan komputer masih dalam proses. Sedangkan yang jadi pegangan sementara, adalah pencatatan omset manual. Yang buat analisa sementara mencukupi, tapi ya itu, buat ngomong angka masih belum PD. Insya Allah kalau yang komputerize udah selesai, akan kita infokan lagi berapa persen tepatnya peningkatan penjualan yang terjadi. Cause meskipun 'kurang lebih', tapi tetep naik, meskipun sedikit.

Sedangkan Anugrah ITC Kuningan, Alhamdulillah, cukup ramai sehingga kita harus menambah 1 karyawan sementara, untuk membantu 2 karyawan yang sudah ada. Insya Allah, dengan melihat kondisi pada saat ramadhan kemaren, ke depannya kami cukup optimis dengan Anugrah ITC Kuningan.

Kondisi stock, Alhamdulillah, persediaan kita relatif tepat. Sehingga stock untuk di Anugrah ITC Depok dan Anugrah ITC Kuningan masih ada persediaan, meskipun terbatas. Sedangkan stock di rumah hampir bisa dibilang ludes. Jadi stock yang di toko memang sengaja kita sisakan sedikit, karena biasanya toko sudah buka, namun produsen masih libur cukup lama. Tahun2 yang lalu, terpaksa setelah lebaran Anugrah belanja stock lama, karena kondisi produsen yang belum aktif lagi.

Anugrah ITC Depok saat ini Alhamdulillah, sudah muncul cukup banyak pembelian. Penjualan setelah lebaran didominasi dengan jilbab dan baju karakter Mufida, kemudian baju renang, trus kaos dewasa di urutan berikutnya. Untuk baju anak tetep ada yang keluar, hanya berada di urutan bontot. Keluar, tetapi relatif jarang.

Untuk Anugrah ITC Kuningan, karena beberapa hal, kami memutuskan untuk tidak membeli dan tidak meneruskan sewa kios yang C13/6. Asli, sebenernya sayang... banget. Karena kios itulah yang membuat kami tertarik untuk buka di Lt 4 ITC Kuningan. Tapi yach... hasil discuss sama suami, kita udah sepakat untuk concern di ITC Kuningan Lt 4 C6/7. Satu kios. Dan karena satu kios, banyak hal yang bisa kami hemat. Pertama, biaya karyawan, karena untuk sementara ini, karyawan bisa satu saja dulu. Ke depan tentu saja akan kami pertimbangkan untuk menambah karyawan. Penghematan kedua, biaya service charge, yang selama ini cukup besar karena 2 kios, jadi bisa terpotong hampir setengahnya. Dan selain penghematan, kita juga dapat keuntungan karena jumlah rak yang bertambah. Hmm... khusus yang ini, agak panjang kalo diterangkan. Jadi gak usah aja ya...

Dan karena kios C13/6 itu gak jadi kita ambil, jadinya available buat temen2 yang berminat. Kalau menurut kita, insya Allah, posisinya sangat 'lumayan'. Pas Ramadhan kemaren aja, sebenernya cukup banyak yang udah mo ngambil kios ini. Cuman waktu itu masih kita tahan, jadi gak ada yang bisa ambil. Apalagi kalo ngeliat kondisi sekitar Anugrah ITC Kuningan sekarang yang jauh lebih hidup. Dulu itu, pas kita pertama buka disana, wuah, sepiiiii banget. Sekarang Alhamdulillah, sudah banyak kios yang buka juga. Sudah cukup rame. Kemaren saya nengok kesana, yang jalan ke area tersebut sudah cukup lumayan, apalagi mengingat kondisi setelah lebaran. Yang berminat monggo ya... bisa langsung berhubungan dengan marketing ITC Kuningan.

Apalagi ya... Kayaknya udah itu aja. Setahun ke depan, sepertinya Anugrah sedang tidak berniat untuk melebarkan sayap di kios. Belum akan menambah kios. Sampai ramadhan tahun depan, insya Allah, Anugrah akan mengasah gergaji di penjualan grosir. Insya Allah akan kita sharing disini juga, kalau ada hikmah yang bisa kita postingkan...

Thursday, October 8, 2009

My Mood being worse..... (hope being better)

Wadooh... lagi gak mood neh...

Padahal tadi berangkat ngantor dengan semangat 45. Siap tempur. Tapi ternyata langsung drop, cause begitu sampai, ketimbun kerjaan. Yach... kalo kerjaan sendiri sih, memang udah kebayang. Dan karena itu aku siap tempur tadi pagi, karena timbunan kerjaanku juga masih banyak. Udah dikejar kejar sana sini. Udah niat banget lah, mo nyelesaikan kerjaanku.

But... yach... begitulah... Ada saja 'bagian' yang lain yang 'kudu' di back up. Ada saja bagian yang lain, yang terus langsung aja dioper. Pengennya sih merem aja. Tutup mata. Tutup kuping. Tutup telpon. Tutup email. Tutup gtalk. Tapi kok ya gak bisa ya...

Ada satu yang ngomong, masih bisalah, merem. Tapi trus untuk hal yang sama, ada lagi yang ngomong ke aku. Ada lagi yang ngomong... Padahal udah dikasih tahu, that's not mine... Tapi gak tahulah... Tetep aja ngomongnya ke aku...

Akhirnya... hiks.. dengan berat hati... terpaksa dilakukan juga. Walopun jelas, level ikhlasnya masih diusahakan. Hiks...

Dan gak satu doank. Satu lagi... satu lagi... Terus... aja...

Hiks... kadang kepikir, enak juga jadi orang ndableg. Gak mau tahu. Pokoke urusanku beres, ya sudah. Malah ada yang urusannya belum beres juga gak mau tahu, yang penting selesai entah sama siapa. Yang penting ada yang nge-handle, entah siapapun orangnya. Dan yang jadi bempernya, jadi kayak ketiban... Mending ketiban rejeki. Ini ketiban kerjaan...

Dan gak tahu gimana, kok ya tetep aja susah. Padahal pengennn.... banget, bisa ndableg gitu. Kok ya gak tega, sama mereka yang pada butuh hasil kerjaan. Repotnya lagi, aku tahu. Mestinya banyak sih, yang bisa tahu. Tapi ya itu, balik lagi, banyak yang gak mau tahu. Gak mau jadi tahu. Karena kalo tahu, ya gitu, jadi ketiban kerjaan. Jadi gimana donk...

Udah nyoba juga, supaya gak tahu. Tapi ternyata, nggak tahu gimana, tetep aja balik lagi, nanyanya ke aku. Terpaksa dech, brusaha tahu juga. Padahal asli, bukan bagianku. Hiks...

Emang sih, kesannya pelit banget ya, gak mau bantuin yang lain. Padahal bukannya gak mau bantuin. Lha kalo dibantuin, terus keterusan, jadinya bukannya ngebantuin, tapi ngoper kerjaan. Kalo gitu terus, ya gak sanggup khan...

Hiks... jadi curhat pagi2. Soale jadi buntu nih. Dan kalo buntu gini, gak mungkin dipake nye-cript. Kalopun dipaksa nyecript, hasilnya bisa acakadul. Jadi ya jalan2 dulu dech, refreshing, supaya bisa mood lagi. Dan kalo pagi2 udah jalan keluar khan males. Jadinya ya blogwalking aja dech.

Yach... bharap mood ku segera baik lagi. Bharap semua bisa mengerjakan sesuai beban masing2. Karena sebenarnya, kalo sesuai beban, sepertinya gak terlalu berat. Tapi begitu ada yang bebannya gak mau bawa, ya terpaksa yang lain nggantiin bawa bebannya. Jadi ujung2nya ada yang keberatan beban...

Tuesday, September 1, 2009

Paradoks Anak2, kata Al & Iv

Kata mereka gini :

Anak2 kalo disuruh milih bantuin ortu atau belajar, pilih belajar
Kalo disuruh pilih belajar atau tidur,
pilih tidur
Kalo disuruh pilih tidur atau bantuin ortu,
pilih bantuin ortu


Ini alasan mereka :

Kalo disuruh bantuin atau belajar, pilih blajar karena ortunya lagi sibuk (buktinya minta bantuin) sehingga belajarnya gak ditungguin.
Kalo belajar atau tidur, ya mending tidur lah, gak capek.
Kalo tidur atau bantuin, mending bantuin, bisa sambil maen2, gak usah maksain supaya tidur.

jadi paradoks ya ? :-)

Monday, August 31, 2009

Review ITC Depok dan ITC Kuningan

Dulu, sekian tahun yang lalu, kita buka Anugrah di ITC Depok lt UG A28. Saat itu area lokasi sekitar kios sepi. Tapi karena kios yang di lantai itu yang belum terjual tinggal 2, ya kita milih aja salah satu. Kios yang kita ambil juga bisa diperoleh karena ada yang ngebatalin pesenan kiosnya.

Idem dengan Anugrah ITC Kuningan, yang juga 'terpaksa' menempati kios di area yang (tadinya) sepi. Tepatnya di ITC Kuningan Lt 4 blok C6/7. Tapi kalo dari feeling, memang itulah posisi yang menurut kami terbaik buat Anugrah. Jadi ya meskipun kayaknya masih jarang ada tetangga yang buka, kami tetep aja memilih kios yang sekarang.

Anugrah ITC Depok buka di awal Ramadhan, pas di bulan2 pertama ITC Depok dibuka. Omset langsung lumayan. Biaya tertutup oleh laba yang diperoleh, bahkan masih lebih. Meskipun bulan berikutnya drop karena setelah lebaran, kami tetap tersenyum karena sudah menikmati panen ramadhan.

Anugrah ITC Kuningan buka 3 bulan setelah lebaran. Omset masih minim. Sekitar 6 bulan harus nombok biaya operasional karena omset belum bisa menghasilkan laba minimal. Akhirnya harus dilakukan beberapa penghematan dan usaha yang maksimal untuk meramaikan kios dan area sekitarnya.

Sekarang...

Kalo omset dimaklumi lah ya, kalo Anugrah ITC Depok jauh lebih tinggi dari Anugrah ITC Kuningan. Secara, Anugrah ITC Depok khan udah 3 tahun lebih. Sementara Anugrah ITC Kuningan baru sekarang ngalamin lebaran.

Cuman ada perilaku yang khas di Anugrah ITC Kuningan. Ada beberapa hari, yang hampir setengah omsetnya 'disumbang' oleh satu dua pembeli. Jadi misalnya nih, kalo omset sehari itu satu juta, biasanya ada satu pembeli yang total belanjanya 500 ribu. Tidak tiap hari sih, tapi sudah beberapa kali ditemui. Sementara di Anugrah ITC Depok, dengan umurnya yang hampir 4 tahun, case gini jarang ditemui.

Dari case tersebut, jadi muncul asumsi di kita. Bisa jadi memang daya beli pengunjung ITC Kuningan lebih besar dari daya beli pengunjung ITC Depok, seperti yang dikatakan marketing ITC pada waktu aku pesen kios. Buktinya ya itu tadi. Meskipun total omset ITC Depok jauh lebih besar, rata2 itu didapat dari jumlah pembeli yang cukup banyak juga. Sedangkan di ITC kuningan, omset mulai lumayan dengan jumlah pembeli yang kenaikannya belum setinggi kenaikan omset.

So, mestinya dengan kondisi ini, ke depan ITC Kuningan masih sangat bisa diharapkan. Kuncinya hanya satu, tetap bikin pembeli percaya dan ingat dengan toko kita.

Wednesday, August 26, 2009

Management SDM

Ada beberapa keuntungan dengan menjadi ampibi, dan belum full TDA. Salah satunya, kita jadi berperan sebagai manager (owner) di usaha, dan juga berperan sebagai karyawan di TDB. Jadi kita merasakan dua duanya. Dan jadi saling memperbaiki.

Beberapa kali terjadi, dengan case yang terjadi di kantor dan aku berperan as bawahan di kantor, membuat aku tahu apa dan bagaimana sebaiknya aku bersikap ke para karyawanku. Begitu juga sebaliknya. Pas di usaha dan menemukan karyawan yang 'nggak banget', membuat aku juga tahu, gak enak jadi atasan dengan karyawan yang seperti itu. As result, aku jadi berusaha untuk gak kayak gitu. Lha wong aku aja merasa 'Hhhh.. ' kok, masak aku melakukan hal yang sama. Kalo aku sama kayak gitu, kebangetan banget khan...

Nha, yang lucu, dalam 2 hari kemaren, sehari aku konseling ke karyawanku, dan hari berikutnya aku dikonseling as karyawan di kantor. Hehehe... jadi berasa lucu. Dan berasa banget tuch, jadinya, oh... gini ya, rasanya jadi karyawanku kemaren. Hehehe...

Critanya gini, ada satu karyawan yang aku udah kenal dia jauh sebelum dia jadi karyawanku. Malah kenalnya sejak aku pindah dari Semarang ke Depok. Jadi karyawankunya udah hampir satu setengah tahun. Selama ini no problem. Dia memang capable. Aku jadi jauh lebih ringan setelah punya karyawan dia. Dan memang dia udah punya pengalaman jaga toko busana muslim.

Trus suatu saat, gak sengaja, aku ngobrol sama partnernya, yang baru kerja di aku sekitar 4 bulan. Partnernya ini keceplos kalo temennya galak, ketus, jutex, nggak mau ngajarin, dst. Walah... Aku binun. Trus reminding dech, kayaknya memang pernah beberapa kali aku nemuin dia jutex sama dua temennya yang berbeda.

Mulai dech search, keliling ke orang2 yang berhubungan sama dia. Dan ternyata hampir semuanya ngomong hal yang sama. Waduh.... Ya udah, tak janjikan ke mereka, aku bakalan ngajak ngobrol dia, tapi ntar setelah lebaran. Khawatir di kondisi peak seasson Ramadhan suasana jadi gak enak kalo ngomongnya sekarang.

Tapi ternyata, dasar aja aku susah nyembunyiin mimik muka. Kata temen2, memang apapun yang ada di hatiku, gampang ditebak dari ekspresiku. Gak bisa ngebohongin lah, pokoknya. Jadi aja, tiap ketemu sama dia, aku jadi manyun. Jadi gak bebas kayak biasanya. Jadi gak nyaman.

Besoknya aku langsung ngerasa gak enak. Gak nyaman ah, kalo kayak gini. Pasti dia juga bakalan ngerasa something wrong. Dan kalo gak tak ajak ngomong, dia malah bisa nebak kemana2. Bisa tambah runyam. Mendingan terbuka aja. Open management. Trus cari solusi bersama. Jadi akhirnya aku minta dia datang lebih pagi buat ngobrol.

Malemnya muncul skenario di kelapaku. Jadi inget assessment di kantor, yang modelnya memerankan hal yang sama, jadi jutex, gak mau ngajarin. Case di assessment, karena dia overload kerjaan. Dan memang itu case yang paling mudah ditebak, hehehe. Jadi kupikir case di karyawanku ini sama, karena dia juga khan yang paling senior. Jadi sangat wajar kalo dia yang paling bisa dan ujung2nya jadi overload kerjaan.

Paginya, setelah ngobrol dan masih belum sepakat dan belum menemukan titik temu, ujug2 dia memunculkan beberapa case. Dan Alhamdulillah... Allah ngasih petunjuk. Cling... terlintas... ini sih melankolis sempurna... Trus aku cocokkan beberapa ciri melankolis sempurna. Kuceritakan beberapa sample contoh kasus sifat itu. Dan ternyata klop.

Walah... pantes aja temen2nya padha tertekan. Dan pantas aja aku jadi merasa sangat terbantu. Cause salah satu ciri melankolis sempurna : meminta yang lain sempurna seperti dia sehingga orang di sekitarnya tertekan, dan dia juga melakukan dengan sempurna, karena itu aku jadi berasa sangat terbantu.

Jadi mulai dech, aku nerangin sifat2 melankolis sempurna, dari referensi buku Personality Plus. Bahwa sifat itu begini dan begitu. Dan bahwa Iva, Widad, dan mbak Tik juga punya sifat yang sama -- gak bisa istirahat kalo masih ada kerjaan. Dan bahwa mbak Tik Alhamdulillah sudah banyak perubahan. Trus tak panggil mbak Tik. Tak minta cerita tentang dulu dan sekarang. Dan lebih nyaman mana.

Trus seperti ke mbak Tik juga, dia tak paksa untuk istirahat, dan merem terhadap apapun yang dilakukan temen2nya. Kalopun toko ujug2 rame pas dia istirahat, biarin aja. Gak usah dipikir. Dan kalo aku sudah bilang ini tugasnya temennya, biarin aja temennya yang ngerjain. Jangan dikerjakan sama dia karena khawatir temennya salah. Pokoke dia merem aja. Meskipun pada kenyataannnya setelah dikerjakan temennya, memang ada kesalahan.

Dan hari itu, untuk pertama kalinya, dia bikin nota yang salah :-)
Dan sorenya mbak Tik cerita, diajak ngobrol banyak sama dia.

Pengennya minjemin buku personality plus ke dia, biar dia bisa lebih jelas dan lebih clear. Cuman buku personality plus ku udah gak ada di rumah. Lagi nyari lagi yg jual bukunya online kok gak ketemu2 ya. Mo beli 2 buku nih...

Friday, August 21, 2009

Rizqi memang sudah diatur

Pernah denger kalau Rizqi kita sudah diatur ? Sempat beberapa kali, dari orang yang berbeda, aku mendengar tentang hal ini.
Jadi misalnya gini. A kerja dengan gaji 3 juta rupiah. Trus blio usaha, sehingga dapat tambahan income 2 juta rupiah. Trus usaha lain lagi, sehingga dapat tambahan income 1 juta rupiah. Total pendapatan pada saat itu 6 juta rupiah. Trus nyoba usaha lain lagi, yang menghasilkan 500 ribu rupiah. Namun pada saat yang sama, ternyata usaha sebelumnya turun 500 ribu, sehingga total income-nya tetep 6 juta rupiah. Trus usaha lain lagi, menghasilkan 2 juta rupiah. Namun pada saat yang sama usaha sebelumnya yang menghasilkan 2 juta rupiah juga mati. Sehingga total pendapatan tetap 6 juta rupiah. Begitu terus…
Kisah itu, dengan garis besar yang sama, muncul dengan versi yang berbeda tergantung orang yang bercerita. Pada akhirnya rata2 menghasilkan kesimpulan yang sama, bahwa rizqi tiap orang itu udah diatur, sehingga kalau memang rizqi kita udah di-set x rupiah, maka ya segitulah yang kita dapat. Sehingga ‘sepertinya’ kalau dapat tambahan, maka akan ada kehilangan yang setara.
Benarkah ? Hmm… aku cukup mempercayai hal ini. Tapi eits.. nanti dulu… tidak stop sampai situ saja, aku percaya tetapi dengan beberapa catatan.
Dalam benakku yang tataran hikmahnya masih standard, rizqi untuk kita itu memang sudah diatur. Rizqi ini, berarti ‘harta’ yang kita gunakan untuk keperluan pribadi. Harta yang kita belanjakan untuk kebutuhan sendiri dan keluarga. Harta yang memang berguna saat kita pegang dan miliki. Itu sudah diatur. Limited.
Tapi… pipa yang mengalirkan rizqi untuk orang lain, tidak terbatas. Tergantung seberapa kita mau menjadi pipa untuk aliran rizqi orang lain. Inget kisah di hadist ini :

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda : "Pada suatu ketika ada seorang lelaki berjalan di tanah lapang yang tidak berair, lalu ia mendengar suara dari awan : "Siramlah kebun si Fulan !" Bergeraklah awan menuju tempat yang ditunjukkan, lalu menumpahkan airnya di atas tanah lapang berbatu hitam.

Air hujan itu mengalir ke salah satu saluran dari sekian banyak saluran air yang ada. kemudian orang tadi mengikuti saluran air tersebut. Tampaklah seorang lelaki yang sedang mengalirkan air di kebunnya.

Lelaki tersebut bertanya kepada pemilik kebun : "Hai hamba Allah, siapakah nama anda?" Ia menjawab : "Namaku Fulan," dan nama ini cocok dengan nama yang didengar olehnya di awan tadi. Pemilik kebun bertanya: "Mengapa anda tanya nama saya ?" Lelaki itu menjawab : "Sesungguhnya saya tadi mendengar suara di awan yang mengalirkan airnya ke kebun ini. Suara itu berkata : "Siramlah kebun si Fulan ! Nama itu sesuai benar dengan nama anda. Sebenarnya apakah yang anda lakukan ?"

Pemilik kebun menjawab : "Saya selalu melihat dan memperhatikan benar-benar hasil kebun ini. Saya bersedekah dengan sepertiga hasilnya, saya makan bersama keluarga sepertiganya, dan saya belikan pupuk dan bibit yang sepertiganya lagi." (Riwayat Muslim)

Sudah terlihat benang merahnya kah ? Dengan mengeluarkan zakat dan infaq hingga sepertiga dari yang didapat, pemilik kebun dirahmati dan diberkahi Allah SWT, sehingga awan (dan air yang keluar darinya) pun sampai disuruh untuk mengairi kebun tsb. Dan hanya kebun tersebut. Itu baru air yang mengaliri. Bisa jadi Allah juga menyuruh bumi untuk lebih subur di kebun tersebut, hama disuruh tidak mendatangi, tanaman lebih cepat berbuah dan lebih berkualitas, dll. Bukankah Allah Maha berkuasa dan Maha berkehendak ? Dan apabila Allah yang berkehendak untuk membantu hasil kebun kita, hasilnya sudah jelas unlimited. Ya gak ?

Anggaplah gini. Misalnya kita udah berkeluarga dan berpenghasilan. Maka anggap bahwa rizqi yang kita dapat untuk kebutuhan kita dan keluarga adalah air yang dialirkan Allah untuk kita. Sedangkan pekerjaan, usaha, dan apapun yang membuat rizqi air itu datang ke kita, anggap sebagai pipa yang mengalirkan rizqi dari Allah sehingga bisa sampai ke kita.

Trus ada anak yatim di sekitar kita yang butuh bantuan. Dan (Alhamdulillah) kita tergerak untuk menyantuni. As result, dibutuhkan air yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan kita, keluarga, dan anak yatim tsb. Satu dua anak yatim mungkin masih terpenuhi dengan pekerjaan yang sudah ada. Namun begitu jumlah anak yatim bertambah, pekerjaan dan apapun yang menghasilkan air pun harus ikut bertambah. Ada dua kemungkinan solusi : pipa pendapatan yang ada diperbesar diameternya, atau kemungkinan kedua : ditambah jalurnya.

Begitulah pipa pendapatan dititipkan Allah ke kita, untuk mengalirkan rizqi kepada yang membutuhkan. Rizqi yang dititipkan ke kita itu, bentuknya gak harus zakat. Sangat mungkin bentuknya infaq, sehingga nominalnya unlimited -- tidak terbatas dengan besaran 2,5%. Sedangkan pipa, adalah aset yang dititipkan Allah ke kita. Semua sarana yang diberikan Allah sehingga menghasilkan pendapatan untuk kita, yang termasuk di dalamnya rizqi orang lain yang dititipkan ke kita.

Apabila aliran air kita lancar, apalagi kalau semua air yang didapat dari pipa itu kita alirkan ke yang membutuhkan (hmm… kapan ya, bisa kayak gini…), maka kucuran air yang keluar dari pipa kita akan besar. Jumlah air yang melewati pipa kita juga bertambah besar. Tolong digaris bawahi : air yang ‘melewati’ kita. Jadi airnya memang ‘cuman’ numpang lewat doank di pipa kita.
Dan karena debitnya besar, maka suatu saat pipa yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan. Pada saat itulah (semoga) Allah menambahkan pipa, sehingga debit yang bisa kita alirkan bisa bertambah lagi. Dan apabila kita tidak silau dengan jumlah air yang begitu besar yang telah melewati pipa kita, dan tetap mengalirkannya ke mereka yang membutuhkan, dan hanya membuka sedikit kran sesuai dengan kebutuhan kita, maka insya Allah, Dia yang akan menambah pipa pipa kita.
Namun apabila aliran air kita seret, maka Allah yang akan ‘menyumbat’ pipa kita. Dan tidak menambahnya. Karena toch pipa yang sudah ada kemampuannya melebihi debit air yang dikucurkan. Bahkan kalau debitnya terlalu kecil, bisa jadi Allah yang akan mengurangi jumlah pipa itu, sehingga jumlah pipa jadi sesuai dengan debit airnya. Bukankah pemborosan, apabila pipanya banyak dan besar, sedangkan debit air kecil ?
Pipa, bisa dalam bentuk bisnis, properti, franchise, ssytem, dll. Sedangkan debit air yang dikeluarkan, adalah aliran dana yang kita keluarkan untuk orang lain, yang tidak dibatasi dengan zakat yang 2,5%. Sedangkan rizqi kita, adalah salah satu kran yang terbuka dari pipa kita, dengan besarnya kran yang dibuka sesuai kebutuhan. Namun jelas, tidak semua air yang mengalir di pipa, keluar melalui kran yang untuk kebutuhan kita. Karena apabila itu yang dilakukan, maka jumlah dan besarnya pipa akan limited sesuai rizqi dan kebutuhan.
Wallohu Alam bishowab
NB. Ditulis bukan untuk mematikan semangat berusaha, namun justru untuk meningkatkan motivasi dengan adanya support dari Sang Pencipta.

Friday, August 14, 2009

Anugrah Grosir (sementara) khusus MUFIDA doank

Hiks... mohon maaf...

Dengan sangat terpaksa, sampai lebaran tahun ini, kami baru bisa memenuhi permintaan grosir untuk merk MUFIDA.

Hal ini terpaksa dilakukan, karena kami khawatir resource yang dimiliki Anugrah belum dapat memenuhi semua harapan. Sehingga untuk tetap menjaga kepuasan pelanggan, terpaksa grosir selain MUFIDA tidak kami buka sampai setelah lebaran 2009.

Setelah lebaran 2009 tersebut, Anugrah berharap dapat menambah 1 SDM lagi untuk mengurus grosir plus urusan backofficenya toko. Dengan begitu, insya Allah grosir untuk semua merk yang dijual di Anugrah dapat kita layani.

Sedangkan khusus untuk MUFIDA yang Anugrah menjadi distributor untuk area Depok, tentu saja grosir dan retail tetap kita layani dengan senang hati. Dan insya Allah tetap memuaskan. Karena justru untuk menjaga kepuasan pelanggan Anugrah dari grosir MUFIDA dan retail di ITC Depok dan ITC Kuningan inilah, maka grosir merk lain belum kita buka.

So, mohon maaf banget, untuk yang sudah kirim email, kirim komen di shoutbox, kirim komentar di blog Anugrah, sudah sms, dan yang sudah nge-gtalk, sekali lagi mohon maaf banget, karena kami belum bisa memenuhi permintaannya untuk menjadi kepanjangan tangan dari Anugrah.

Doakan kami supaya setelah lebaran kami bisa memenuhi harapan untuk membuka grosir ini, sehingga akan lebih banyak yang menjadi lebih mudah membeli busana muslim secara grosir, karena model dan merk sudah dipilihkan oleh Anugrah. Dengan begitu diharapkan kemungkinan untuk merugi karena produk tidak laku bisa diperkecil.

Thursday, August 6, 2009

Being in Conflict

Gak tahu gimana, akhir2 ini, kita banyak dipertemukan sama kejadian2 yang memancing konflik. Jadi mau gak mau kita belajar sama yang namanya lobby, jalur procedural, sampai yang pake nada ancaman. Itu terjadi di berbagai environment kita, pada saat yang hampir sama. Ya di ITC Depok, ya di ITC Kuningan, ya di kantor TDB, ya di rumah sama anak2. Sampai berasa dech, capeknya. Capek bertengkar sama orang. Pengennya anteng aja. No conflict. Apalagi mo Ramadhan.

Tapi gak tahu tuch. Mo didiemin, langsung gak langsung kita diserahin amanah. Mau diurus terus, capek juga, kudu nge-push orang (baca : bertengkar). Jadinya kita tarik ulur aja. Kalo udah capek banget, capek hati dan fisik, kita diem aja, tarik diri. Kalo udah siap lagi, baru maju lagi. Gitu terus. Smoga cepet kelar lah, semuanya, sebelum Syaban habis. Biar persiapan Ramadhan bisa lebih mantap.

Jadi inget salah satu milestone kehidupanku. Saat itu, berkali kali kami kehilangan. Mulai dari Hp baru, komunikator baru, uang sekian juta, rumah yang udah deal dan ternyata diambil temen sendiri, dll. Itu kejadian2 yang berturut2, dengan waktu yang hampir sama. Sampai saat itu kita mikir, mo dikasih pelajaran apa nih sama Allah. Kenapa kok tahu2 kita bolak balik kehilangan.

Ternyata oh ternyata, Alhamdulillah... gak berapa lama setelah semua kejadian kehilangan itu, ternyata kita diganti sama Allah dengan rumah yang... yach... di atas expectasi kami.

Dengan semua kejadian yang menguras emosi saat ini, yang menghabiskan energi fisik dan ruhani, yang terjadi bertubi tubi, kita jadi berpikir. Dan teringat milestone itu. Dan tetep pengen husnudzhon sama Allah SWT. Terlintas... pelajaran apa yang ingin Allah berikan untuk kita.

Hanya satu doa kami. Allah maha tahu seberapa besar kekuatan kami dalam menanggung ujian. Jadi dengan ujian ini, mestinya Allah telah melihat kami mampu melewatinya, dengan usaha dan kesungguhan, meskipun kudu lewat jalan yang berduri dan berliku. Jadi kami akan berusaha semampu kami untuk melewatinya. Dan berdoa, semoga dalam usaha kami melewatinya, kami tetap berada di jalan-Nya yang lurus. Tetap diridhoi-Nya. Tetap menjaga supaya tidak ada pihak yang sampai terdholimi oleh langkah kami. Amien.

Gambar diambil dari sini

Tuesday, July 21, 2009

Update Anugrah ITC Kuningan

Udah lama gak cerita perkembangan Anugrah Busana Muslim di ITC Kuningan. Jadi postingan kali ini, sambil nunggu kerjaan TDB sampai ada yg udah bisa di-contact, akhirnya update blog dulu aja lah.

Anugrah Busana Muslim yang di ITC Kuningan pertama kali buka akhir Desember 2009, di Lt 4, deket Musholla, deket Nokia Centre, deket Permata, deket Zoya, dan deket lift barang. Tepatnya di ITC Kuningan Lt 4 C13/6 dan C6/7 yang posisi kiosnya berhadapan.

Pemilihan tempat saat itu dengan beberapa pertimbangan. Pertama, karena di lokasi lain tidak ada yang berasa sreg untuk jualan busana muslim, kecuali di Lt 2 sayap depan yang sudah bener2 penuh. Kedua, karena di deket lokasi itu, akan dibangun jembatan baru ke Ambassador, yang mestinya menjadi magnet juga untuk nyangkut ke ITC Kuningan. Ketiga, karena disitu sudah ada Zoya, Permata, toko baju atasan lengan panjang, dan toko baju renang muslim. Jadi sudah lumayan ada teman2 yang satu tema -- busana muslim.

Sejak buka sampai Mei, omset yang didapat masih jauh dari laba. Bahkan hanya untuk biaya operasional juga masih nombok. Padahal itu belum menghitung biaya sewa toko. Trus kita coba untuk bekerja sama dengan toko2 tetangga yang setema tadi, untuk masang spanduk yang cukup besar dengan tema : adanya sentra busana muslim baru di Lt 4. Dengan dukungan pengelola ITC Kuningan, spanduk dapat kita pasang di lokasi menuju parkir mobil, free.

Alhamdulillah, setelah pemasangan spanduk, omset mulai bergerak naik. Meskipun masih nombok, tapi nilai nomboknya sudah jauh berkurang.

Jembatan juga sudah jadi. Infonya yang menjadi tenant disana adalah Solaria, yang menempati lokasi tepat di sebelah ITC Kuningan. Sayang sampai saat ini, Solaria belum buka. Lebih tepatnya, sampai saat ini belun satupun tenant di jembatan itu yang buka.

Baru saja omset di Anugrah ITC Kuningan merangkak naik, muncul tragedi bom yang lokasinya di depan Ambassador. Hari pertama bom meledak, karyawan toko takut dan minta ijin untuk pulang. Sempat khawatir, kalo sampai banyak yang gak berani ke ITC Kuningan, bisa drop lagi omset yang baru saja akan naik. Hari kedua dia kutanya, berani gak, jaga toko. Alhamdulillah, dia berani, dan hari itu toko mencatat omset yang lumayan.

Juli ini kita mengharapkan biaya operasional dapat tertutup semuanya oleh laba dari penjualan di Anugrah ITC Kuningan. Agustus dan September, diharapkan tenant di jembatan sudah buka, sehingga kita sangat berharap dapat menutup sewa toko dari laba di 2 bulan itu.

Demikian sekilas laporan tentang kondisi terakhir di Anugrah ITC Kuningan. Semoga harapan2 tadi dipermudah Allah untuk pencapaiannya. Amien.

Gambar diambil dari sini.

Thursday, July 16, 2009

Sungguh - sungguh

Barang siapa yang bersungguh sungguh, maka akan ditunjukkan jalannya oleh Allah SWT. Jadi untuk menemukan jalannya, menemukan subulana, syaratnya harus dengan bersungguh sungguh. Dan ini berlaku untuk semua bidang kehidupan kita.

Anggap aja perkara yang remeh, urusan sapu menyapu rumah. Untuk orang yang 'asal sudah nyapu', maka ilmu bagaimana menyapu supaya bersih gak bakalan nyampe ke dia. Tapi untuk orang yang memegang sapu karena memang ingin supaya rumahnya bersih, dan dia bener2 mengusahakannya, maka Allah akan memberinya ilmu bagaimana supaya bisa menyapu dengan cepat dan hasil yang bersih.

Al yang belajar matematika, kalo dia sungguh2 belajarnya, dan sungguh2 latihan ngerjakan soal, maka Allah yang akan menunjukkan jalan. Ujug2 Al bisa, padahal dengan soal yang berbeda. Allah lah yang meng-ilhamkan caranya.

Ya, cara yang diberikan Allah ini, kadang kita sebut ilham. Atau kadang kita ngerasa 'ujug2' kok bisa ya... Disitulah tangan Allah berperan. Pertolongan Allah muncul dengan ditunjukkan-Nya jalan, setelah kita bersungguh sungguh dalam menempuh dan mencarinya. Kita ngerasanya ujug2. Padahal enggak. Ada proses yang lama yang telah kita lewati dengan bersungguh sungguh.

Saat berbisnis, kita kepenthok berbagai persoalan. Tapi trus kita bersungguh2 untuk terus menyelesaikannya. Kepenthok lagi, selesaikan lagi. Masalah lagi, diselesaikan lagi. Dst. Sampai suatu saat, Allah melihat kesungguhan kita. Dan tarrraaa.... jalan untuk berbisnis terbuka luas untuk kita. Dengan kata lain, jalan untuk sukses berbisnis telah dibukakan Allah untuk kita.

Satu sample lagi, aku ngerasa susaaahhhh banget tilawah sejuz sehari. Aduh... susyah banget ngatur waktunya. Ngatur ngantuknya. Ngatur anak2, dst. Di benakku sebenernya aku tahu, kalo aku masih belum bisa, itu sebenernya karena aku belum bersungguh-sungguh ngusahakannya. Karena kalo aku udah bersungguh sungguh, Allah pasti membukakan jalan-Nya. Allah yang akan ngasih tahu caranya. Karena khan Allah sudah berjanji, siapa yang bersungguh sungguh akan dibukakan jalan. Dan janji Allah pasti benar.

Gitu. Jadi kalo ada yang kita ngerasa belum bisa, jangan nyerah. Itu 'hanya' karena kita kurang bersungguh sungguh, sehingga jalannya belum dibukakan Allah. Atau... jangan2 kesungguhan kita itu belum pas di jalan yang diridhoi Allah...

== Penafsiran bebas dari orang awam untuk QS 29, Al Ankabut : 69, "Walladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana". Dan siapa yang bersungguh sungguh untuk mencari keridhaan Kami, maka akan Kami tunjukkan jalan2 Kami.

Gambar diambil dari sini

Persiapan Al UAN SD

Halah... apa gak kecepetan tuch, naik kelas 6 nya aja barusan, mosok udah persiapan UAN ? Kali' ada yang berpikir gitu. Jawabannya : Gak donk... Secara, anak2 memang pas kelas 1 - 5 gak terlalu dikejar buat pelajaran sekolahnya. Mereka relatif dibebaskan, meskipun tetep belajar. Gak terlalu diawasi. Meskipun hasilnya ya tetep lumayan, sejauh ini ranking terendah Al di ranking 7.

Nha, tetapi, begitu mo kelas 6, ya gimana lagi, harus digenjot donk. Soale SMP nya dimana menentukan pergaulan dia nantinya. Dan kurang lebih turut menentukan dimana SMA nya nanti. Dan SMA mana menentukan seberapa kemungkinan masuk perguruan tinggi yang kredibilitasnya meyakinkan. Dan kuliah di perguruan tinggi mana, tentu saja, sangat menetukan bagaimana pergaulannya, habitatnya, dan kehidupannya nanti. Nah khan... Jadi kayaknya gak berlebihan kalo kita mulai nggenjot Al dari sekarang.

Lagian, daripada dia ntar pas mendekati UAN mumet sendiri. Puyeng karena banyak pelajaran yang kudu dipelajari. Bingung kudu mo mulai darimana. Nah, kalo mulai dari sekarang, khan bisa sambil santai. Yang penting dikerjain. Biar lambat asal selamat, hehehe...

Jadinya tiap malem, kita udah biasa lihat Al ditentor sama abinya. Sampai abinya nemu tuch, jurus2 cepat ngerjain matematika. Meskipun abinya juga ngotot, pokoke Al kudu tahu dulu seharusnya ngerjainnya gimana, dan muncul jurus cepatnya dari mana. Kalo ilmunya udah tahu, baru dech, Al diajarin jurus cepatnya.

Trus juga Alhamdulillah, jadi ketahuan Al lemahnya di sifat asosiatif distributif persamaan matematika. Yang setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya adalah pas diterangin bab itu, dia gak masuk. Jadinya trus sama abinya, Al disuruh baca per bab, tiap malem satu bab, trus malemnya dibahas bareng sama abi.

Sejauh ini Alhamdulillah, Al kelihatannya enjoy2 aja. Malah kelihatan kayak seneng gitu. Aneh ya ? Jangan2 dia seneng karena ngerasa diperhatiin sama ortunya. Walah... brarti selama ini kita gak merhatiin donk... Awalnya sih sempet juga dia kelihatan sutris gitu, ngerjain gak bisa2. Kita juga binun, ni anak kenapa, kok dasar materinya gak ngerti. Trus pas ditelusuri, ya ternyata itu tadi, sifat asosiatif distributif dia gak mateng.

Kalo pas liat abinya ngebahas sama Al, sampai kepikir... wah, bisa buka bimbel nih, hehehe. Secara, asli lho, ternyata soal UAN itu memang banyak trik yang bisa dilakukan. Itu kalo soal UAN yang kita punya memang kumpulan soal UAN SD. Soale ini juga aneh, banyak sekali versi yang dibilang soal UAN, hehehe

Kapan2 dech, diusahakan posting disini untuk trik2 yang udah ditemukan sama abinya Al. Buat para ortu yang berniat ngajarin anaknya menghadapi UAN sendiri, gak pake bimbel, kayak kita. Kelebihannya adalah, pertama jelas, ngirit, hehehe. Kedua, jadi privat khan. Kita jadi tahu persis anak kelemahannya dimana. Dan kapan waktu terbaiknya buat belajar. Dan seberapa porsi belajar yang make sense buat dia. Dan... waktunya juga bisa fleksibel. Kadang pas mo makan, ujug2 Al kita kasih soal, suruh ngerjain dulu. Atau langsung ditebakin. Pokoke kapan aja kita liat Al lagi nganggur lah, hehehe

Yach... semoga usaha ini diridhoi Allah sehingga Al dimudahkan-Nya mengerjakan UAN dan dapat mencapai nilai UAN yang diharapkan. Amien.

Tuesday, July 7, 2009

Berkah

Barakah, udah padha tahu lah, barakah itu apa. Tapi implementasinya ? Hmm... lets see... Karena sungguh, untuk menjalankan usaha benar2 di jalan yang benar itu relatif. Lebih banyak abu2 nya. Kayak teori tentang giving, pengorbanan, jujur, gak ngebohong, pengabdian, LOA, dll. Semuanya sebenernya bermuara di satu tempat, berjalan di rel yang benar. Rel yang jelas menuju sang khalik. Tapi berjalan di rel yang benar itu, termasuk di dalamnya benar di niat, benar di caranya, benar di inputnya, dan benar di outputnya. Dan benar di setiap hal2 terkecil yang menempel padanya. Dari cara bicara, isi bicara, cara melirik, cara mengulurkan tangan, dst.

Tapi percayalah, dengan berusaha menerapkan supaya kita berada di rel yang lurus, keberkahan akan datang. Dan yang namanya keberkahan, gak akan hilang. Karena Allah lah yang ngasih. Gak sama dengan uang. Kalo uang yang didapat, bisa jadi kalo gak berkah sebentar juga ilang. Karena sangat mudah bagi Allah untuk mengambilnya lagi, kalau Dia gak suka.

Simple example, awal Anugrah buka di ITC Depok. Yang buka di sebelah kami adalah cabang kesekian dari ownernya (bukan franchise), yang menunjukkan taraf keseniorannya. Sementara kami baru akan memasuki dunia yang sama. Di depan toko, kami sama2 memasang patung. Dan patung blio sering memasuki area depan toko kami, yang mestinya menjadi hak kami buat nampilin patung Anugrah. Walhasil space buat kami masang patung otomatis berkurang. Dan lebih parahnya, sisi yang bersebelahan dengan mereka adalah sisi yang tusuk sate, yang kelihatan dari jalan nun jauh disana. Jadi karena patung kami bergeser (sedikit), jadi ya rada gak tampak lagi dari jalan tempat lewat orang.

Hati udah gak nyaman sih. Udah berasa gak bener, kesel, dst. Trus discuss sama suami. Kata suami, udahlah, gpp, biarin aja, dikit ini. Ya sudah, manut sama suami.

Dan ternyata, alhamdulillah, hasil manut waktu itu membuahkan beberapa hasil. Yang pertama, meskipun jadi gak gitu keliatan, namun entah bagaimana, ternyata ada aja orang yang dateng ke toko kami. Dan kedua, sekarang malah kayak temenan sama yang jadi manajer di toko sebelah.

Yang perlu digaris bawahi adalah 'ntah bagaimana' toko jadi rame. Kata 'ntah bagaimana' itu menunjukkan bukan kuasa kami, karena toh usaha kami ya gitu gitu aja. Tapi ada sesuatu di luar sana yang menggerakkan sehingga orang2 datang ke toko kami. Dan kami yakin, itulah yang namanya berkah dari Allah SWT.

Case lain, kami pernah memiliki emas batangan. Trus terpengaruh sama gaung gadai di internet tentang nikmatnya gadai sementara uangnya diputar, jadinya pada saat toko butuh modal, emasnya kita sekolahkan ke pegadaian syariah. Di saat yang sama kita ngelobby distributor, dan diijinkan bayar mundur 2 bulan. Setelah sekian bulan, karena sesuatu hal, pegadaian pengen kita tebus, untuk kemudian kita jual. Dan ternyata, pada saat kita mo jual, harga emas sedang turun2nya, jauh dari saat kita masukin ke pegadaian. Belum biaya yang kudu dikeluarkan karena gadai itu.

Terlepas dari harga emas yang memang fluktuatif, kita ngelihat hal itu salah satunya karena yang kita lakukan gak berkah. Karena kita punya emas tapi gak mau jual, sementara kita berusaha ngutang ke orang lain, dan malah menunda pembayaran sampai 2 bulan. Kok kayak kemaruk banget ya... Akhirnya emas kita tarik dari pegadaian, trus kita jual, dan dipake buat ngelunasin utang ke distributor.

Di case itu, padahal distributornya sepakat pembayaran mundur 2 bulan. Tapi khan bisa jadi Allah yang gak sepakat. Jadi maybe Allah gak suka karena kita berusaha ngutang, untuk hal yang sebenarnya bisa gak ngutang. Akhirnya sama Allah gampang aja, harga emas dibuat terpuruk, dan harga tertingginya justru pada saat kami memasukkan ke pegadaian. Jadi hitungan dunia, kami rugi.

Tapi... Allah juga yang maha Kuasa. Pada saat kami memutuskan untuk menebus ke pegadaian dan berniat untuk menjualnya supaya bisa melunasi hutang kami ke distributor, ternyata harga emas bergerak naik. Sehingga emas kami terjual dengan harga yang lumayan. Apakah ini berarti Allah ridho ? Wallohu alam bishowab.

Yang jelas, kami gak berani menunda menjualnya untuk berharap kenaikan harga yang lebih besar lagi. Kami takut Allah gak ridho, sehingga usaha kami gak berkah lagi. Dan sangat mudah bagi Allah untuk membuat harga emas anjlok lagi, bahkan sangat anjlok.

Jadi... whatever happened, jangan lupa ada campur tangan Allah disana. Ada ridho dan barakah Allah disana. Ada Allah dalam setiap langkah kita. Allahu maana.

NB. Diposting sebagai pengingat, karena barusan ikut seminar yang bicara banyak ttg keberkahan, dan mengumumkan ada tanya jawab 45 menit, ternyata hanya dikasih space waktu sekitar 10 menit :-(

Gambar diambil dari sini dan sini.

Thursday, July 2, 2009

Hanya Wanita yang boleh baca

Oops... sebelum meneruskan baca, jujur aja dulu, wanita bukan ? Kalo bukan, stop dulu ya, mengingat yang mo dibahas memang urusan wanita. Silahkan langsung aja lanjut ke postingan yang lain, atau dipersilakan ninggalin komentar aja, biar rame dikit gitu lho... :-)
Cause postingan kali ini mo ngebahas haidh untuk mereka yang berangkat haji atau umroh. (Psst... gak ada cowok khan ?) Ternyata banyak case yang sama, dan pertanyaan yang sama. Secara, haidh pada saat ramadhan aja kita sering bingung mo ngapain, apalagi pas haji dan umroh. Ya gak...

Tausiyah yang kudapat, haidh itu pemberian dari Allah. Asli, pemberian dari Allah, hak prerogatif Allah untuk menentukan kapan memberikan haidh dan kapan menghentikannya. Percaya gak ? Gak pernah ada khan, seseorang -- dokter sekalipun -- yang bisa menentukan kapan kita akan haidh, atau kapan kita akan selesai haidh. Bahkan dokter terhebat sekalipun, untuk menentukan kapan mulai dan selesai haidhnya dia sendiri juga gak bisa. Padahal udah dokter terhebat, trus badan sendiri lagi.

Case lain, pernah gak haidhnya gak bener ? Keluar sedikit sedikit ? Trus ngerasa susah menentukan sholat atau enggak gak ? Kalo ke dokter, dokter juga susah menentukan apakah itu darah haidh atau penyakit. Buat aku, ini membuktikan kalo haidh itu memang hak Allah. Allah sendiri yang menentukan kapan mo ngasih haidh dan kapan stopnya.

Maybe ada yang complain, tapi khan bisa diprediksi kapan akan haidh lagi dan kapan selesainya ? Itu khan prediksi, yang bisa dibuat karena Allah ngasih siklus yang teratur. Coba kalau misalnya, haidh terakhir aja, Allah ngasih siklus yang gak biasanya. Bisa gak kita prediksi siklus berikutnya lagi ?

Trus apa hubungannya sama haji dan umroh ? Haji itu sarana pembersihan diri yang tertinggi. Jadi tentu saja, ujian pada saat haji itu gede, termasuk ujian keikhlasan kita untuk menerima apa saja yang diberikan Allah. Salah satunya ya haidh itu. Seperti juga kalo kita sakit, kehilangan, dll. Dan yang sebaiknya kita lakukan bila mendapat ujian atau cobaan, adalah dengan menerima bahwa itu ketentuan Allah, dengan meng-ikhlaskannya. Termasuk haidh.

Tentu kita tetap berusaha supaya bisa memaksimalkan waktu untuk ibadah. Jangan lupa berdoa terus supaya haidh segera selesai, supaya bisa beribadah lebih maksimal. Karena balik lagi, yang bisa memberi dan menghentikan hanya Allah. Jadi kenapa gak minta pada-Nya ? Dan kalo ternyata masih belum berhenti, kita masih bisa memaksimalkan ibadah yang lain. Karena toh rukun haji yang gak boleh dilakukan 'cuman' tawaf.

Banyak yang mencoba mengubah hak prerogatif tersebut dengan mengkonsumsi obat. Namun banyak kasus, mereka yang mengkonsumsi obat justru menemui haidh nya gak jelas, bisa lama sekali, bisa sedikit sedikit tapi muncul terus sehingga sholatnya ragu, dll. Khawatirnya malah konsentrasi jadi pecah sibuk ngurusin si tamu bulanan ini. Efeknya, ibadah yang dilakukan jadi gak maksimal, karena konsentrasi pecah. Jadi buatku, mendingan pasrah aja, berdoa, trus tetep konsen sama ibadah yang tetep bisa dijalankan. Ya gak...

Wednesday, June 24, 2009

Sampaikanlah walaupun hanya 1 ayat...

Kenapa kita kudu menyampaikan walaupun hanya satu ayat ? Hikmahnya -- selain yang aku sudah tahu sebelumnya, tambahannya tak dapetin kemaren.

Jadi pertama, karena kalau kita menyampaikan, trus telinga kita ikutan denger. Ya khan, kalo telinga orang lain aja denger, telinga yang berbicara pasti lebih denger duluan. Dan apabila telinga kita mendengar, maka kemungkinan untuk sampai ke hati lebih besar. Jadi kemungkinan untuk dipahami dan diamalkan juga lebih besar. Beda dengan kalau kita hanya mendengar, dan tidak disampaikan lagi. Kadang aplikasinya dalam amal suka terlewat, masih untung kalau ilmunya gak ikut ilang.

Hal ini juga berlaku dalam percakapan, mengapa sebaiknya hal2 yang gak baek tidak diperbincangkan, kecuali untuk mencari solusi. Karena dengan diperbincangkan, hal gak baek itu makin masuk ke dalam hati. Makin menyakiti dan gak ilang2. Akibatnya makin mengotori hati kita.

Kedua, karena dengan menyampaikan itu, kita jadi teruji. Teruji dari sisi waktu, karena berarti kita kudu memanage waktu dengan lebih baik, supaya semua berjalan on the track. Teruji dalam cara penyampaian, teruji dalam pemahaman, dalam penyelesaian permasalahan, dll. Karena dengan menyampaikan, maka kita kudu berusaha supaya yang mendengar jadi turut mengerti dan mengamalkan. Kalau yang menyampaikan saja belum mengerti, bagaimana mungkin berharap pendengarnya menjadi mengerti. Kalau yang menyampaikan saja, pada saat ada permasalahan penyelesaiannya tidak on the track, bagaimana mungkin pendengarnya bisa menemukan jalan yang tepat untuk solusi permasalahannya.

Ketiga, karena dengan menyampaikan, dengan niat yang lurus, dengan usaha yang lurus, maka dalam perjalanannya akan diperbaiki oleh Allah SWT. Tapi gimana kalau kita udah menyampaikan, dan ternyata bantuan perbaikan dari Allah SWT gak kunjung datang ? Kemungkinan karena taraf keimanan yang kurang, atau kurang menyibukkan diri dalam mengerjakan amal kebajikan. Seperti dijanjikan Allah dalam QS 47:2, untuk orang2 yang beriman, dan mengerjakan kebaikan, akan dihapus kesalahan mereka dan diperbaiki keadaan2 mereka.

Jadi kalau sudah merasa bersibuk diri dengan kebaikan, namun perbaikan dari Allah gak kunjung datang, kita perlu introspeksi. Apakah kita melakukannya dengan niat yang kurang lurus, bercampur dengan niat2 yang lain ? Ataukah kita masih kurang menyibukkan diri dengan aktivitas amal kebaikan ?

Seperti aku kemaren. Ngerasa bener sendiri. Ngerasa pinter sendiri. Ujung2nya pengen diakui. Berharap pengakuan. Dan Alhamdulillah, gak dikasih sama Allah. Setelah dapat materi tadi, aku jadi mikir. Jangan2...

Ya. Rasanya aku memang kurang menyibukkan diri dengan amal kebaikan. Tahajud sekarang jarang 11 rakaat lagi. Matsurot sering gak selesai. Tilawah keteter. Hafalan... aduh... jauh dari target. Dhuha... kalau sempet doank, dan bukan disempetin. Rawatib.... Aduuhhh. Dan di kantor, sibuk dengan email, facebook, blogwalking. Hiks.. jadi malu...

Jadi hari ini, apalagi dengan Rajab yang baru datang, aku berniat untuk memperbaiki amalan2ku. Yang selama ini keteter. Yang selama ini waktu luang di kantor banyak dipake buat surfing. Semoga bisa dioper ke amalan yang lebih bernilai. Dan semoga aku jadi lebih siap menghadapi Ramadhan nanti. Dan bukan baru mulai berbenah pada saat Ramadhan. Amien.

Gambar diambil dari sini dan sini

Tuesday, June 23, 2009

Something Wrong

Hari ini berasa gak nyaman. Ada sesuatu yang salah, yang membuat aku berasa gak nyaman. Maybe ini ujian 'keakuan' buatku. Ujian yang datang bersamaan di dua komunitas yang aku ikuti. Problem is the same. Aku tahu seharusnya bagaimana. Tapi nothing I can do. Dan justru disitulah 'keakuan' ku diuji.

Kenapa ujian 'keakuan' ? Karena aku toch bukan siapa2. Tapi aku khawatir, jangan2, selama ini aku masih berorientasi pada nilai orang lain. Pada anggapan orang lain. Karena kalau aku sudah gak mempertimbangkan 'keakuan' ini, mestinya Allah nggak akan ngasih aku ujian ini khan ? Karena khan aku udah lulus.

Tapi nyatanya aku dapat ujian ini. Ujian merasa benar, merasa tahu. Tapi di set sama Allah, even aku tahu, aku gak bisa ngapa2 in. Jadi lama2 berasa gak dianggep. Nah... gak dianggep... itu kata lain dari ingin diakui khan...

Dan memang Allah sebaik2 pembuat skenario. Kalaupun memang aku tahu yang bener, dan trus aku dikasih jalan buat ngebenerin, gimana aku bisa ngerasa gak dianggep ? Itu malah jalan buat ngerasa diakui. Bisa tambah ke-PD-an khan. Bisa kelewatan PD. Alias sombong. Nah... makanya aku dikasih jalan buntu buat menyalurkan aspirasi. Maybe hikmahnya biar aku tahu, bagaimana rasanya gak dianggep. Dan biar aku tahu, bahwa aku masih selalu terjebak di pengakuan manusia. Padahal secara teori tahu persis... itu nothing...

Dan kalau dirunut lagi... nikmat Tuhan mana lagikah yang aku dustakan... Ya, begitu banyak nikmat Tuhan yang sudah dikasih ke aku. Gak selayaknya aku jadi berasa gak nyaman hanya karena satu kondisi yang dibuat Allah justru untuk memperbaiki diriku. Gak selayaknya ! Atau aku termasuk orang2 yang tidak dapat mensyukuri nikmat-Mu. Hiks... Jadi takut....

NB. Sorry kalo rada susah dimengerti. Ini masih dalam rangka pencarian jawaban, jadinya ya ngalor ngidul gitu...

Monday, June 22, 2009

Melankolis Sempurna

Masih ingat personality plus yang ada 4 macem ? Salah satunya melankolis sempurna. Ya, melankolis yang ingin semuanya sempurna, tapi mengakibatkan dia tertekan dengan ketidaksempurnaan yang ada dimana-mana.

Bukan berarti melankolis sempurna itu jelek, jahat. Nggak. Dia hanya diberi ujian yang lebih besar, dengan karunia sifat dasar sebagai si sempurna. Dan di rumahku ada dua yang melankolis sempurna. Dua, kalau Widad (semoga) bukan melankolis sempurna. Ada tanda2 sih, tapi kayaknya gak sampai separah Iva.

Ya, Iva, anak kedua kami, melankolis sempurna. Itu sifat aslinya, sejak bayi, hehehe. Pas bayi, pada saat belum bisa ngomong, kalau sedang tidur dan posisinya dirubah, dia nangis. Gede dikit, PG kecil, kalau menurut dia gurunya kurang sempurna dan belum minta maaf, dia akan cemberut sama gurunya. Terus aja cemberut sampai gurunya minta maaf. Gede dikit lagi, TK, dia akan memukuli mulutnya sendiri kalau baca doa tidur gak sempurna karena sesuatu hal -- batuk, misalnya. Juga doa makan, dan doa doa yang lain. Sampai kakak dan ortuku heran, kenapa sih... kok kalo gak slesai baca doa dia mukul2 mulutnya sendiri.

Tapi itulah Iva -- Khodijah yang benar dan lurus. Makanya dikasih Allah sifat asli sempurna, hehehe...

Kalo mau tidur, dia memasang selimut harus terpasang tepat dan lurus memenuhi kasurnya, gak boleh ada yg terlipat, meskipun nanti bakalan morat marit kemana2. Kalau pulang sekolah gak boleh terlambat dibukain pintu, cause itu sudah masuk kategori gak sempurna. Efek bagusnya... kalo belajar di sekolah, dibilang harus concern gak boleh ngobrol, jadinya ya dia concern beneran dan gak ngobrol samsek di sekolah. Hasilnya udah keliatan, dia juara 1 paralel dari kelas 1 sampai kelas 3 ini. Dan hasil lain, gurunya complain ke aku, katanya Iva gak pernah bisa ngobrol sama temennya di kelas. Pas tak confirm ke Iva, jawabannya : lho... kata bu guru khan gak boleh ngobrol di kelas... So perfect, right ?

Kalo di buku, kalo gak salah -- maklum, bacanya udah lama, yang perlu diperbaiki dari orang melankolis antara lain menerima ketidak sempurnaan dari sekeliling. Jangan memasang target atau harapan terlalu tinggi. Ntar banyak kecewa. Trus kata buku itu juga, orang melankolis sering merasa sekelilingnya gak sayang sama dia, gak care sama dia. Dan dia berusaha ngebuktiin bahwa dugaannya itu bener. Di Iva, case ini diaplikasikan dengan... tetep pura2 tidur meskipun sudah bangun. Dia minta dibangunkan 'dengan sempurna'. Kalo gak, dia menganggap berarti memang kita gak sayang dia. Dan dengan anggapan itu, dia sukses memulai hari dengan bersedih, tertekan, dan cemberut, karena merasa gak disayang.

Orang kedua yang melankolis sempurna adalah Mbak Tik, mbakku di rumah yang ngurusin semua kerjaan rumah. Tiap ada temen buat ngebantu urusan rumah, dia gak ngerasa nyaman. Karena dia ngerasa gak ada yang bisa kerja sebaik (baca : sesempurna) kerjaannya. Dan temennya juga gak ada yang berasa nyaman, karena tiap ngebantuin dia, selalu aja dibilang salah. Contoh kecil, dia ngebantuin njemur, kalo baju yang dijemur kelipet sedikit, dia udah dimarahin, disalah2in. Semua harus bener2 perfect sesuai gayanya mbak Tik. Begitu juga untuk semua urusan yang lain. Kalo masak, kompor harus sampai kinclong. Nyapu, debu harus bener2 habis. Jendela harus dilap bersih2, dst.

Akhirnya suatu hari, mbak Tik tak ajak ngobrol. Kebetulan ada satu contoh melankolis sempurna yang sudah usia tua di sekitar kami. Tak tunjukkan ke mbak Tik, bahwa begitulah melankolis sempurna itu. Berharap semuanya sempurna. Tidak bersedia menerima pemakluman, apapun alasannya, meskipun untuk hal2 yang sepele dan sangat mungkin untuk dimaklumi walaupun tanpa alasan. Tak kasih tahu juga bahwa Iva, yang kata mbak Tik kadang2 susah karena sering ngambek, ya sebenernya ngambeknya itu karena dia menuntut semuanya sempurna. Karena dia melankolis sempurna.

Trus tak tunjukin juga buku personality plus. Tapi khan gak mungkin kalo mbak Tik baca sendiri. Alhamdulillah, dikasih ide : minta Iva yang baca tentang melankolis sempurna. Apa kekurangannya. Apa yang harus dilakukan, dll. Trus minta Iva nerangin ke mbak Tik. Jadi sekalian, mbak Tik jadi tahu, Iva juga jadi faham.

Alhamdulillah, makin kesini, taraf Iva menuntut kesempurnaan dari orang lain makin berkurang. Dia makin bisa memaklumi kondisi sekitar. Makin memahami bahwa dunia ini beragam. Semoga Iva, mbak Tik, tetanggaku yang melankolis sempurna, dan orang2 yang dianugerahi sifat melankolis sempurna oleh Allah diberi kemudahan untuk dapat melihat dunia dengan lebih sederhana dan mengurangi beban dan tuntutan yang selama ini dirasakan. Amien.