Monday, November 23, 2009

Ngeles dot com

Selama ini aku gak pernah suka sama ilmu ngeles. Aku sangat gak suka ngomong sama orang yang seneng ngeles, yang pada pinter ngeles. Capek rasanya. Dan permasalahan jadi gak ketemu2. Padahal kalo masalah gak ketemu, solusi juga jadi gak bisa dicari. Lha gimana mo dapet solusi, masalahnya aja masih belum tahu.

Karena itu, selama ini, aku selalu mengutamakan kejujuran. At all. Begitu pula ke anak2, dan ke para karyawan. Kejujuran, keterbukaan, itu yang selalu kita sampaikan ke mereka. Bahwa kalo mereka salah, bilang aja. Kalo tahu2 kita marah setelah mereka ngasih tahu, ya wajarlah, khan punya salah. Tapi dengan itu mereka terbebas dari rasa bersalah, brarti mereka sudah menjadi orang yang berani bertanggung jawab. Dan mereka juga kita dorong untuk melakukan itu, kita yakinkan bahwa kalopun kita marah, sangat tergantung sama level kesalahannya. Insya Allah gak bakalanlah, kesalahan yang kecil bikin kita jadi marah gede. At least, dosanya jadi gak akan diungkit di akherat, karena sudah solve di dunia.

Tapi beberapa pekan terakhir ini, membuat aku berpikir. Dan berdiskusi dengan beberapa orang yang tak anggap mumpuni ilmu agamanya. Supaya aku tahu dan dapat meyakini, bahwa ini benar, benar akherat. Dan insya Allah juga benar dunia. Dan untuk mengetahui rambu2 agama supaya aku gak salah mengambil jalan.

Jadi ternyata, ilmu ngeles itu memang penting dan perlu. Asal kita tahu dimana harus menempatkannya. Dan Rasulullah juga jago ngeles. Mahir taktik. Piawai permainan kata2. Dan rasulullah SAW banyak memakainya untuk keperluan membela diri, dan strategi pada saat perang.

Di posisi aku, gak sampai kayak rasulullah sih... tapi bahwa ngeles adalah ilmu yang perlu kita pelajari, sangat aku rasakan beberapa pekan terakhir ini. Untuk menghadapi orang yang mendholimi kita, ternyata gak bisa dengan menerapkan bicara jujur apa adanya. Karena -- wallohu alam -- sepertinya memang ada orang2 yang memang berniat mendholimi. Nah, kalo dengan mereka yang berniat seperti itu kita mo menerapkan jujur apa adanya, wah... bisa makin terdholimi tuch...

Nah... makanya, 'orang baek' harus juga belajar ngeles. Harus juga punya ilmu ngeles. Harus juga pakar ngeles. Jadi kalo memang dibutuhkan ngeles, kita bisa melakukannya.

Bedanya 'orang baek' yang ngeles dengan mereka yang ngeselin karena ngeles, maybe... kalo orang baek itu tahu bagaimana seharusnya menempatkan diri. Jadi pada saat dibutuhkan jujur, ya jurus jujur apa adanya yang dikeluarkan. Tapi kalo pas ketemu orang yang memang niat gak baik, dia bisa ngeles dengan sukses, tanpa harus berbohong.

Sedangkan kalo orang yang ngeselin karena ngeles, bisa jadi ngeles itu sudah nempel jadi karakternya, kebiasaan. Sehingga kalo dia gak suka, otomatis aja keluar ilmu ngeles. Padahal seharusnya, bukan suka gak suka nya kita yang dipake buat nentukan harus ngeles atau nggak. Tapi efek yang ditimbulkan.

Jadi, belajar ngeles yuk... mari....

Gambar diambil dari sini

No comments: