Pengelolaan dana pensiun ini relatif ya. Sangat tergantung kondisi masing2.
In my case di postingan sebelumnya, setelah dapat insight untuk infaq dan disimulasikan di xls ternyata oke dan sangat menenangkan, jadi terpikir : kalau infaq bisa, kenapa gak dicoba untuk biaya hidup ?
Karena selama ini, meskipun simulasi sudah dibuat, tapi masih agak mengganjal di kepalaku : kenapa pensiun masih harus menyisihkan dana, dalam arti masih harus menabung. Bukannya menabung itu untuk pensiun ya. Jadi kenapa setelah pensiun masih harus menabung ?
Ini menabung aktif maksudnya ya, di luar dana kesehatan, dana darurat, dan dana2 lain yang sudah pasti akan dikeluarkan yang memang harus sudah dicadangkan.
Di luar itu semua, kenapa masih harus menabung di usia pensiun ?
Ternyata kegalauan ini juga terjawab dengan insigt pengelolaan infaq dipostingan sebelumnya. Jadi saat fokus ke infaq, ternyata kehidupan dibantu dan dimudahkan Allah. Aamiin...
Mirip dengan infaq, alokasi dana pensiun yang kami dapat, setelah dikurangi segala macam yang memang wajib dialokasikan, tadinya akan disimpan dalam sukuk / deposito. dan bagi hasilnya untuk tambahan biaya hidup bulanan.
Tapi mirip dengan infaq, ternyata ini agak mepet. Tidak ada lagi alokasi untuk umroh tiap 2th misalnya. Padahal kan realitanya uang ada. Tapi kenapa kudu ngirit2 ?
Jadi kita coba simulasikan ulang, dg uang pensiun untuk biaya hidup ini kita ambil 50jt per tahun. Dengan pertimbangan, umroh sekitar 35jt, sehingga mustinya cukup untuk umroh setiap 2th.
Dan tarrrraaaa... ternyata semua saldo jadi positif dan tidak mepet lagi. Means gak perlu ngirit2 lagi. Dan satu lagi yang menyenangkan, kita gak tergantung lagi sama bagi hasil, sehingga tidak harus sukuk / deposito :-)
Dah... sepertinya ini sudah opsi terbaik yang perlu dilakukan...
Sudah jauh lebih tenang dan gak ada kegalauan... tinggal istikhoroh untuk memohon ridho Nya... insya Allah...