Barakah, udah padha tahu lah, barakah itu apa. Tapi implementasinya ? Hmm... lets see... Karena sungguh, untuk menjalankan usaha benar2 di jalan yang benar itu relatif. Lebih banyak abu2 nya. Kayak teori tentang giving, pengorbanan, jujur, gak ngebohong, pengabdian, LOA, dll. Semuanya sebenernya bermuara di satu tempat, berjalan di rel yang benar. Rel yang jelas menuju sang khalik. Tapi berjalan di rel yang benar itu, termasuk di dalamnya benar di niat, benar di caranya, benar di inputnya, dan benar di outputnya. Dan benar di setiap hal2 terkecil yang menempel padanya. Dari cara bicara, isi bicara, cara melirik, cara mengulurkan tangan, dst.
Tapi percayalah, dengan berusaha menerapkan supaya kita berada di rel yang lurus, keberkahan akan datang. Dan yang namanya keberkahan, gak akan hilang. Karena Allah lah yang ngasih. Gak sama dengan uang. Kalo uang yang didapat, bisa jadi kalo gak berkah sebentar juga ilang. Karena sangat mudah bagi Allah untuk mengambilnya lagi, kalau Dia gak suka.
Simple example, awal Anugrah buka di ITC Depok. Yang buka di sebelah kami adalah cabang kesekian dari ownernya (bukan franchise), yang menunjukkan taraf keseniorannya. Sementara kami baru akan memasuki dunia yang sama. Di depan toko, kami sama2 memasang patung. Dan patung blio sering memasuki area depan toko kami, yang mestinya menjadi hak kami buat nampilin patung Anugrah. Walhasil space buat kami masang patung otomatis berkurang. Dan lebih parahnya, sisi yang bersebelahan dengan mereka adalah sisi yang tusuk sate, yang kelihatan dari jalan nun jauh disana. Jadi karena patung kami bergeser (sedikit), jadi ya rada gak tampak lagi dari jalan tempat lewat orang.
Hati udah gak nyaman sih. Udah berasa gak bener, kesel, dst. Trus discuss sama suami. Kata suami, udahlah, gpp, biarin aja, dikit ini. Ya sudah, manut sama suami.
Dan ternyata, alhamdulillah, hasil manut waktu itu membuahkan beberapa hasil. Yang pertama, meskipun jadi gak gitu keliatan, namun entah bagaimana, ternyata ada aja orang yang dateng ke toko kami. Dan kedua, sekarang malah kayak temenan sama yang jadi manajer di toko sebelah.
Yang perlu digaris bawahi adalah 'ntah bagaimana' toko jadi rame. Kata 'ntah bagaimana' itu menunjukkan bukan kuasa kami, karena toh usaha kami ya gitu gitu aja. Tapi ada sesuatu di luar sana yang menggerakkan sehingga orang2 datang ke toko kami. Dan kami yakin, itulah yang namanya berkah dari Allah SWT.
Case lain, kami pernah memiliki emas batangan. Trus terpengaruh sama gaung gadai di internet tentang nikmatnya gadai sementara uangnya diputar, jadinya pada saat toko butuh modal, emasnya kita sekolahkan ke pegadaian syariah. Di saat yang sama kita ngelobby distributor, dan diijinkan bayar mundur 2 bulan. Setelah sekian bulan, karena sesuatu hal, pegadaian pengen kita tebus, untuk kemudian kita jual. Dan ternyata, pada saat kita mo jual, harga emas sedang turun2nya, jauh dari saat kita masukin ke pegadaian. Belum biaya yang kudu dikeluarkan karena gadai itu.
Terlepas dari harga emas yang memang fluktuatif, kita ngelihat hal itu salah satunya karena yang kita lakukan gak berkah. Karena kita punya emas tapi gak mau jual, sementara kita berusaha ngutang ke orang lain, dan malah menunda pembayaran sampai 2 bulan. Kok kayak kemaruk banget ya... Akhirnya emas kita tarik dari pegadaian, trus kita jual, dan dipake buat ngelunasin utang ke distributor.
Di case itu, padahal distributornya sepakat pembayaran mundur 2 bulan. Tapi khan bisa jadi Allah yang gak sepakat. Jadi maybe Allah gak suka karena kita berusaha ngutang, untuk hal yang sebenarnya bisa gak ngutang. Akhirnya sama Allah gampang aja, harga emas dibuat terpuruk, dan harga tertingginya justru pada saat kami memasukkan ke pegadaian. Jadi hitungan dunia, kami rugi.
Tapi... Allah juga yang maha Kuasa. Pada saat kami memutuskan untuk menebus ke pegadaian dan berniat untuk menjualnya supaya bisa melunasi hutang kami ke distributor, ternyata harga emas bergerak naik. Sehingga emas kami terjual dengan harga yang lumayan. Apakah ini berarti Allah ridho ? Wallohu alam bishowab.
Yang jelas, kami gak berani menunda menjualnya untuk berharap kenaikan harga yang lebih besar lagi. Kami takut Allah gak ridho, sehingga usaha kami gak berkah lagi. Dan sangat mudah bagi Allah untuk membuat harga emas anjlok lagi, bahkan sangat anjlok.
Jadi... whatever happened, jangan lupa ada campur tangan Allah disana. Ada ridho dan barakah Allah disana. Ada Allah dalam setiap langkah kita. Allahu maana.
NB. Diposting sebagai pengingat, karena barusan ikut seminar yang bicara banyak ttg keberkahan, dan mengumumkan ada tanya jawab 45 menit, ternyata hanya dikasih space waktu sekitar 10 menit :-(
Gambar diambil dari sini dan sini.
No comments:
Post a Comment