Monday, June 22, 2009

Ajal (In memoriam of Iman)

Satu lagi rekan kami dipanggil oleh-Nya. Dengan cara yang tidak terduga. Dan waktu yang juga sangat mengagetkan. Rekan kami, Iman Budiman, almarhum, ahad dini hari telah berpulang karena kecelakaan mobil, tabrakan dengan truk. Blio dipanggil pada saat seharusnya sedang sangat berbahagia, karena baru saja pulang setelah selesai melanjutkan S2 nya di Singapore. Dan baru saja kembali berkumpul lagi dengan keluarga. Terbayang...

Usia memang tidak dapat diduga. Bagaimana cara kita dipanggil oleh Nya juga tidak dapat diduga. Akankah kita siap pada saat menghadapi sakaratul maut... Sementara Rasulullah yang dijaga dari kesalahan saja merasakan sakit pada saat sakaratul mautnya. Bagaimana halnya kita, yang masih sering malas menabung amal dan sering tetap sibuk berkutat dengan dosa dosa.

Dan bertambah trenyuh hati ini, melihat begitu banyak kesaksian untuk rekan kami, Iman. Begitu banyak kesaksian tentang kebaikan Iman yang mengalir ke milis dan facebook. Tentang keramahannya. Tentang ketenangannya. Tidak 'neko-neko' nya. Kecerdasannya. Begitu banyak kesaksian yang membuat aku iri.

Ya, aku iri pada Iman, karena pada saat meninggalkan dunia ini, dia dikenal sebagai orang baik oleh teman2nya. Bukan berarti aku berharap dia dianggap sebaliknya. Bukan. Bukan sama sekali. Karena aku juga termasuk salah satu yang mengakui kebaikan Iman.

Aku iri, karena aku ragu untuk diriku sendiri. Akankah disaat aku meninggal nanti, orang2 di sekitarku akan bersaksi yang sama ? Akankah mereka bersaksi tentang kebaikanku ? Atau justru mereka bersaksi tentang keusilanku ? Tentang kecriwisanku ? Tentang kebawelanku ? Tentang kegalakanku ? Kemarahanku ? Tentang sinisnya aku ?

Hiks... sedih... dan makin sedih... Belum banyak bekal yang kami siapkan untuk menghadapi Malaikat Maut. Belum banyak yang kami lakukan yang berorientasi kesana. Kami masih sibuk bermain. Kami belum memaksimalkan waktu2 kami. Padahal dengan waktu luang yang kami punya, bisa jadi menghasilkan sangat banyak amal bagi orang lain. Sementara waktu luang itu di kami, hanya menghasilkan kepuasan bermain game, kepuasan mendengar lagu, kepuasan surfing, kepuasan update informasi dari milis, web. Kepuasan yang hanya bernilai secuil dalam takaran amal2 kami. Itupun bila ada nilainya. Hiks... kami takut bila sebagian besar dari waktu2 kami tidak ada nilainya di sisi-Mu. Atau bahkan minus...

Ya Allah... jagalah kami. Bantulah kami untuk memanfaatkan waktu2 kami untuk selalu mendekati-Mu. Bantulah kami untuk menyiapkan diri agar kapan pun Engkau memanggil, kami telah siap. Ya Allah, bantulah kami melewati sirath-Mu. Bantulah kami agar mudah bagi kami untuk melewati masa2 sepi di alam kubur. Lapangkanlah kuburan kami. Bantulah kami agar dapat berkumpul dengan suami dan anak2 kami di Surga-Mu.

Ya Allah.. lapangkanlah tempat bagi rekan kami Iman selama menunggu hisab-Mu di yaumul akhir. Satukanlah kembali keluarga mereka di surga-Mu. Berikanlah kekuatan, kesabaran, keteguhan, dan keuletan pada keluarganya yang ditinggalkan. Jadikanlah anak2nya menjadi anak2 yang soleh dan solehah, yang doanya terus mengalir sehingga menjadi amal yang tidak terputus bagi Iman dan istrinya. Ya Allah, kabulkanlah doa2 kami ini. Amien.

2 comments:

Aisyah To You said...

amin ya Robal alamin.....

Tutut Ve Ha said...

@Aisyah : Amien... Tx udah mengamienkan doa kami. Semoga hal yang sama untuk Aisyah.