Tuesday, April 29, 2008

Persepsi

Sudah hampir sebulan kami belum mendapat karyawan laki-laki. Udah ada beberapa orang yang di-interview sebenarnya. Cuman selalu setelah ok dan janji mulai kerja, pada saatnya ternyata mereka gak datang. Alasan yang diberikan umumnya sudah dapat panggilan kerja di tempat lain.

Kami jadi heran dan mulai introspeksi. Tema pertama yang di-introspeksi jelas, hal yang sangat crucial untuk karyawan : gaji.

Kami benchmark ke toko toko di ITC. Ke satpam di komplek. Ke para ojek yang kebetulan jasanya kita pake. Hasilnya... gak kok... gaji kita masih lumayan, memang masih dalam rate standard, tapi standard mendekati batas atas, hehehe...

Trus... introspeksi lagi... kenapa ya... Kebetulan ikutan rapat Setting Incentive untuk team sales di kantor TDB. Alhamdulillah, dapat AHA untuk bisnis. Yach, sambil menyelam minum air lah...

Trus kita coba set gaji dan besaran take home pay, untuk karyawan toko yang temporer, pemula, middle, dan senior. Juga gaji dasar dan THP untuk yang driver motor. Setelah di-set dalam satu table, alhamdulillah, jadi terlihat 'jenjang karir' untuk mereka. Hehehe... meskipun karyawan di toko kecil, kalo ada jenjang karir yang jelas, mereka seneng juga khan. Dan berharapnya jadi lebih loyal. Soale kalo keluar, khan rugi... jadi gak tercapai tuch jenjang yang berikutnya.

Nah...dari situ terlihat juga, sebenernya THP minimal mereka tuch berapa. Pas dilihat lihat, alhamdulillah, muncul AHA lagi... Jangan-jangan selama ini mereka padha mundur memang karena gaji. Tapi bukan karena gajinya yang kekecilan. Hanya penyampaian skema gaji yang belum pas frekuensinya sama mereka.

Jadi biasanya, kalau interview, suami menyampaikan di antara sekian banyak yang disampaikan, bahwa gaji mereka x rupiah, ditambah uang makan sekian rupiah per hari. Ditambah bonus sekian rupiah, dll. Kemungkinan, dengan penyampaian yang begini, yang nyangkut di mereka adalah gaji yang x rupiah tadi. Sehingga mereka padha mundur. Keterangan bahwa ada bonus, uang makan, dll sudah kadung gak masuk lagi di telinga, ketutup sama persepsi gajinya x rupiah.

Trus biasalah, ngobrol sama suami. Kubilang, coba dech, ntar kalo interview lagi, ngasih tahunya gaji y rupiah, terdiri dari gaji pokok x rupiah, uang makan, bonus, dll. Jadi totalnya dulu yang disebut.

Trus sms bahwa gaji y rupiah juga kukirim untuk beberapa orang yang diharapkan dapat membantu kami mencari karyawan laki-laki. Alhamdulillah, ada 4 orang yang berjanji datang untuk interview.

Dengan beberapa pertimbangan, kami sudah memilih salah satu. Dan 'yang terpilih' ini juga sudah datang lagi ke rumah. Hanya memang belum bisa langsung kerja karena musti nyari SIM dulu. Katanya tanggal 1 baru mulai kerja. Ya sudah. Alhamdulillah. Semoga tgl 1 nanti dia beneran datang untuk memulai kerja sama dengan kami. Amien.