Wednesday, January 7, 2009

Resume (sebagian) gizi dari milis TDA

Karena ada yang minta, dan kalo lewat e-mail berasa panjang banget, jadi resume (sebagian) gizi dari kumpulan email di milis TDA saya posting di blog aja ya.

Dan mohon maaf, resume ini merupakan kumpulan dari email berbagai anggota TDA, jadi bukan asli tulisan saya. Saya cuman mengumpulkan dan memasukkannya sesuai topik yang diangkat. Dan mohon maaf sekali lagi, karena niat awalnya untuk konsumsi pribadi, jadinya nama sumber tidak ada. Mohon maaf... banget untuk rekan TDA yang emailnya ternyata termasuk yang saya cuplik disini. Jadi kata 'saya' di bawah bukan mengacu pada saya, tapi ke penulis email yang bisa jadi beberapa orang yang berbeda, yang -- sekali lagi -- mohon maaf banget, dulu gak ikut saya cuplik.

Dan terima kasih banyak, email2 tsb cukup banyak memberi inspirasi dan motivasi pada saya. Terutama motivasi untuk membaca bukunya Brad Sugar, apa judulnya ya ? "Jalur Cepat Menjadi kaya" apa ya ?? Duh, maklum... udah lama bacanya... :-(
Tapi sungguh, buku itu memang menarik untuk dibaca. Terutama tentang perubahan kuadran dan panduan apa yang harus dilakukan di tiap kuadran. Mulai dari kuadran bekerja pada orang lain, yang ditolerir sebagai sarana untuk belajar dan mengumpulkan modal. Hingga kuadran yang sudah jual beli bisnis.

So, here the resume

========

Anda pernah kerja bakti ? Kerja bakti itu budaya yg bagus. Selain menambah keakraban antar peserta, kerja bakti dapat menyelesaikan banyak persoalan bersama. Kadang-kadang kerja bakti cukup melelahkan. Kita harus kerja keras berjam-jam untuk kepentingan bersama. Karena namanya juga kerja-bakti, maka Anda tidak boleh mengharap imbalan apa-apa atas kerja keras tadi. Karena memang tujuan kerja bakti bukan untuk mencari uang. Inilah beda nya kerja bakti dengan bisnis. Kalau dalam bisnis, kerja keras Anda tentu bukan for free. Karena Business = A commercial profitable enteprise that works without me. Namun banyak pelaku bisnis secara tidak sadar melakukan "kerja bakti", meskipun niatnya adalah berbisnis.

Saya dulu juga pernah mengalami kebingungan yang sama. Saya bekerja sangat keras. Dan karena saya bekerja sesuai passion saya di bidang IT, tentu saja saya sangat menikmati kerja keras saya. Tapi di kemudian hari, ketika tagihan2 masuk, saya lalu bingung maumembayar dengan apa. Ya, karena usaha saya waktu itu belum memberikan hasil financial yang berarti. Wah, kok jadi kerja bakti begini ? Begitu dulu saya berpikir.

Anda juga pernah mengalami hal yang sama ? Anda tidak sendirian. Jadi mari kita sama-sama belajar untuk menjadikan bisnis kita bukan lagi kerja bakti.

Sebelumnya mari kita pahami dulu maksud dari "Bisnis" itu sendiri. Kalau menurut Brad Sugars, bisnis adalah suatu usaha komersial, yang menghasilkan profit, yang dapat berjalan tanpa kehadiran kita. Disini mulai jelas, usaha kita haruslah komersial (bukan LSM atauyayasan sosial), yang menghasilkan profit, dan bisa berjalan sendiri, meskipun kita sebagai owner tidak hadir. Sederhana kan? Jadi Anda tinggal lakukan saja self assessment sekarang, apakah bisnis Anda bisa berjalan dengan profitable, sekalipun Anda tinggal pergi jalan-jalan?. Belum bisa ? Hahaha … sama dengan saya. Saya juga masih menuju kesana. Memang kalau kata Brad Sugars, Anda harus menempuh perjalanan penuh disiplin untuk melalui 6 anak tangga menuju kondisi "bisnis terus jalan meski kita jalan-jalan" tadi.

Ada enam langkah untuk mencapainya:
1. Mastery (eliminate chaos)
2. Niche (profitable cashflow)
3. Leverage (efficiency)
4. Team (structure for growth)
5. Synergy (a well oiled machine)
6. Results (owner's personal growth & for new business).

• Mastery.
Langkah pertama adalah melakukan pengorganisasian 'keahlian', dengan menjadi 'ahli' (master) dalam beberapa hal yang penting untuk berbisnis yaitu: money, delivery, & time.
Ini merupakan penguasaan dasar yang akan membedakan bisnis Anda dari kerja bakti. Mastery yang akan membedakan apakah usaha Anda komersial atau mau jadi "yayasan sosial". Mastery memastikan bahwa kita melakukan delivery produk atau jasa kita dengan cara yang menguntungkan, produktif, dan cukup informasi untuk membuat keputusan penting.
Yang harus Anda kuasai adalah:
1. Money Mastery.
"Wah, kalau soal duit saya mah udah jago …" mungkin Anda berpikir begitu. Ya, membelanjakannya saya yakin Anda jago … hehehe. Bukan, disini bukan cuma soal membelanjakan uang. Tapi bagaimana Anda menguasai angka-angka keuangan Anda yang meliputi:
A. Break-Even.
Yaitu mengetahui berapa jumlah penjualan, jumlah pelanggan, jumlah Rupiah, yang Anda perlukan untuk menutup angka break-even Anda. Sebelum tentunya ditambah prosentase untuk mendapat laba. Caranya mudah, Anda harus tahu dulu jumlah biaya bulanan yang Anda keluarkan untuk menjalankan usaha Anda. Kemudian Anda hitung untuk memperoleh Rupiah sejumlah biaya tadi, Anda perlu penjualan berapa besar. Nilai penjualan tadi Anda perkirakan dapat diperoleh dari berapa pelanggan, dan dengan rata2 penjualan berapa banyak.

B. Profit Margin.
Nah kalau Anda sudah kuasai Break-Even mastery, dengan sendirinya Anda bisa set bujet untuk profit. Bahkan kalau usaha Anda retail, Anda bisa set bujet hingga bulanan, mingguan dan harian. Anda bisa tentukan berapa pelanggan per hari dengan rata2 nilai pembelian berapa, supaya Anda profit. Ujungnya disini adalah menentukan strategi-strategi untuk meningkatkan profit.
Contoh strategi andalan untuk meningkatkan profit adalah "5 ways", dimana Anda dapat meningkatkan profit secara dahsyat dengan fokus pada 5 hal:
- Meningkatkan jumlah leads (calon pelanggan)
- Meningkatkan angka konversi (calon pelanggan menjadi pelanggan)
- Meningkatkan jumlah transaksi
- Meningkatkan rata2 nilai penjualan
- Meningkatkan margin

Ada perbedaan mendasar antara 'increase number of transaction' dgn 'increase average sales'. Kalo average sales adalah jumlah pembelian pada satu 1x transaksi pd waktu yg sama sedangkan kalo 'number of transaction' adalah pengulangan transaksi pd waktu berikutnya atau istilah lainnya adalah 'repeat-order'.

C. Reporting.
Anda harus punya angka-angka penting Anda dalam laporan yang jelas untuk membantu pembuatan keputusan. Laporan membantu Anda memahami ada dimana posisi bisnis Anda.

D. Test and Measurement.
Lakukan test dan pengukuran apakah strategi Anda berjalan dengan baik. Misalnya Anda melakukan strategi diskon untuk meningkatkan tingkat konversi. Anda harus catat dan ukur efektifitas strategi Anda. Sehingga apabila strategi diskon tadi ternyata tidak efektif meningkatkan tingkat konversi, Anda bisa segera ganti dengan strategi lain.
Hal ini menjadi penting krn inilah yg bisa dijadikan barometer bisnis kita, gimana kita tau apakah bisnis kita maju atau tidak, berkembang atau stagnan.

Saya pernah mendapat cerita mengenai seseorang yg SELALU MENGUKUR. Jadi dia bekerja di suatu pabrik tradisional yg memproduksi suatu alat secara massal. Pekerjaan sangat teramat rutin banget sekali :) Dia cuma memberi tutup suatu kotak yg berjalan di 'walking-belt'. Memang masih manual. Pekerja2 lain yg saking rutinnya pekerjaan ya begitu2 aja : ambil tutup disampingnya, pegang dus sesaat, pasang penutup, letakkan lagi dusnya. Done. Klo satu dus gak 'kepegang' maka akan ditangani pekerja lain setelannya.

Tapi dia tidak ingin rutinintas ini membuatnya menjadi murni 100% robot. Dia tidak ingin rutinitas tsb membikin otaknya 'kaku'. Bukan utk diperhatikan krn biasanya memang tidak diperhatikan. Dia hanya mengukur. Hari ini dia bisa dapat 10 dus, besok harus 12. Pd akhirnya dia bisa mendapatkan 30 dus dimana pekerja lain rata2 hanya 15 dus. 2 x lipatnya. Akhirnya dia mendapat penghargaan dan dipromosikan.

Mengukur jangan dipikir harus selalu yg besar2 dan wah. Di toko, saya meminta pegawai selain mencatat penjualan hari itu, juga untuk mencatat jumlah orang yg masuk walo belum tentu beli. Sy minta untuk mencatat leads. Cukup dg batang2 kayak klo kita ngitung angka hasil pertandingan bulu tangkis. Biasanya hal ini dianggap sepele tp bagi sy sangat besar artinya. Krn sy bisa mengukur efektifitas suatu promosi dan ajaran yg diberikan oleh ABC.

Umpama hari ini tercatat leads 30 orang, setiap hari dicatat, kemudian dibuat rata2 terserah per minggu atau per bulan. Didapat rata2 leads 25 orang. Lalu sy bikin promosi 'gratis rental vcd kartun selama seminggu utk minimal pembelian Rp 150.000' dan membuat spanduk yg lebih mencolok mata. Diukur lagi. Bulan berikutnya leads nya naik menjadi 40. Nah artinya promosi dan kreatifitas kita berhasil.

Apalagi kemudian jika kita juga bisa mencatat convertion-nya yaitu dari orang yg datang (leads) berapa yg akhirnya beli (terjadi transaksi). Dari sini kita bisa buat prosentasenya. Bikin kreatifitas baru lagi, ukur lagi.Merepotkan ? tergantung. Krn skala bisnis sy masih kecil mungkin memang hal ini mudah dilakukan. Namun semua bisa dibuat sistemnya. Bisnis online juga begitu. Berapa yg sms dan call ke kita hanya sekedar nanyain produk padahal belum tentu beli. Pasang iklan di NOVA, ukur lagi. Naik gak yg sms dan call, klo naek berarti promosi di NOVA emang bagus. Yg penting kita mengukur. Test and measure.

2. Delivery Mastery.
Katakanlah Anda sekarang telah berhasil membuat calon pelanggan dan pelanggan antreuntuk mendapatkan produk Anda. Apa jadinya jika Anda tidak konsisten dalam delivery Anda? Anda akan ditinggal dan mungkin mereka akan kapok. Kelangsungan dan konsistensi delivery produk dan jasa Anda akan menentukan apakah pelanggan Anda akan terus menjadipelanggan Anda atau tidak. Bagaimana untuk memastikan anda konsisten dalam delivery. Gampang. Dengarkan pelanggan Anda. Apakah complain mereka? Kelompokkan dalam paling tidak 5 area complain, dan segera lakukan upaya perbaikan.

3. Time Mastery.
Ini soal produktifitas. Produktifitas kita akan menentukan keberhasilan bisnis kita :
A. Goal Mastery.
Pertama kita harus tahu sebenarnya usaha kita ini mau dibawa kemana. Anda harus punya :
Vision – Inspirasi utama kita, kemana kita akan menuju.Mission – Bagaimana caranya mewujudkan visi kita : Bisnis kita apa, siapa tim kita, siapa pelanggan kita, apa yg membuat usaha kita beda dengan yg lain ? Culture Statements – Nilai2 yg penting bagi owner, tim member, pelanggan, dan keberhasilan bisnis. Yg menjadi aturan main bersama bagi Anda dan tim Anda.
Selanjutnya tulis tujuan2 Anda dan tonggak2 penting (milestone) yg akan membawa usaha Anda semakin dekat kepada Visi.

B. Self Mastery.
Ini soal disiplin diri. Bagaimana supaya Anda tetap focus dengan cara membuat rencana kerja yg baik. Caranya ? Coba lakukan time study sederhana. Berapa waktu yg Anda gunakan untuk bekerja setiap hari nya. Catat dalam waktu satu minggu. Kemudian tulis alokasi penggunaan waktu Anda. Berapa jam Anda menggunakan waktu Anda untuk berkomunikasi (email, chat, telp, etc), melakukan pekerjaan rutin, dsb. Anda akan kaget. Betapa banyak waktu yg kita gunakan secara kurang efektif. Anda kemudian bisa mengidentifikasi pekerjaan2 yang bisa Anda delegasikan, bisa Anda kurangi karena tidak penting dan sebagainya. Ujungnya adalah Anda akan bisa mendapatkan lebih banyak waktu yg bisa Anda gunakan untuk tugas penting seperti planning, ataupun kehidupan pribadi Anda dengan keluarga.
Setelah kita menjadi ahli dari beberapa hal tersebut maka bisnis kita bisa dikatakan stabil, mulailah kita bisa ke langkah kedua.

• Niche.
Setelah bisnis kita stabil, baru bisa menghasilkan cashflow yang menguntungkan didukung dengan keunikan produk dan strategi pemasaran yang handal. Pada saat itulah kita mendapatkan cash dari bisnis kita.

• Leverage.
Langkah selanjutnya adalah menjadikan bisnis kita efisien. Di tahap inilah kita membangun system untuk bisnis kita, agar bisnis kita bisa kita tinggalkan tetapi tetap banyak menghasilkan. Caranya bisa dengan membuat manual, juklak, dsb. Jika sudah tercapai, maka kita sudah memiliki waktu untuk melakukan hal-hal lain di luar bisnis kita atau membangun bisnis yang lain.

• Team.
Langkah berikutnya adalah membangun team yang solid dan kuat.

• Synergy.
Setelah memiliki semua hal di atas, biasanya bisnis kita berkembang dengan cepat. Tapi pada saat itulah biasanya muncul 'retakan-retakan'yang tidak dikehendaki. Untuk mengatasinya perlu kita melakukan sinergi dengan berbagai hal yang mendukung bisnis kita tersebut. Caranya adalah kita harus mampu mengenali 'retakan-retakan' tersebut kemudian menemukan 'perekat'nya dan mengajarkan semua hal tersebut kepada team kita. Jika tahap ini sudah tercapai maka barulah 'passive income' (keuntungan yang kita peroleh tanpa kita bekerja di dalamnya) kita dapatkan.

• Results.
Merupakan langkah terakhir dimana kita mendapatkan 'impian' yang kita idam-idamkan.

Dari semua itu, kata kuncinya adalah 3 yaitu: Time, Team, and Money… atau… gampangnya TTM lah… Dari langkah ke 3 lah, Leverage Game ini berasal.Kemudian ada 4 hal yang bisa kita lakukan untuk membangun system (dengan kata lain berinvestasi) agar bisnis kita efisien :
through finance (accounts/testing & measuring),
through system (systems & technology),through marketing (delivery & distribution),
through people (people & education).

Tangga CashFlow dari ACTIVE INCOME menuju PASSIVE INCOME :
Student
Tidak punya uang namun seringkali harus mengeluarkan uang untuk belajar.

Apprentice/Magang
Masih belum juga dibayar.

Job/Pekerjaan
Mengerjakan satu kali, dibayar satu kali pula, sehingga Anda harus terus menerus melakukan JOB tersebut. Anda yang masih bekerja saat ini, itu adalah aprenticeship Anda. Disinilah anda belajar mengenai segala sesuatunya untuk mencapai passive income.

Self Employed
Anda harus membalance banyak hal bak Seesaw atau permainan jungkat jangkit.

Managers
Mulai membayar pegawai namun sebetulnya yang Anda lakukan adalah chasing tails, berputar-putar terus menerus mengejar hal yang sama setiap bulannya, termasuk memperbaiki kesalahan yang diperbuat oleh pegawai tersebut.
Seorang Manager biasanya selalu beralasan “I can’t get good people”.
Tahukan Anda?
“You get the people you deserve.”
Artinya, saat Anda sendiri belum menjadi leader dengan segudang ilmu, Anda pun tidak akan menemukan orang-orang dengan kualitas leadership yang sama.
“When I’m a great leader, I will get great people”

Owner
Pada saat inilah Anda berada dalam passive income cahsflow.
====
Ihh... panjang banget ya ?
Smoga gak bikin bosen ya...

No comments: