Selama menjalani kehidupan, ada saat tertentu dimana hari terasa sangat berat. Waktu terasa merambat detik demi detik. Jarum jam bergerak sangat lambat, dari satu angka ke angka berikutnya. Begitu malam tiba, yang ada rasa alhamdulillah... udah sehari lagi terlewati.
Biasanya hal itu terjadi saat ujian dari sang Maha datang pada kita. Dari perjalanan yang sudah mulai lancar, tahu tahu ada suatu noktah yang mengganggu ritme kehidupan yang sudah mengalir. Dan mulailah terjadi goncangan goncangan yang dapat menimbulkan riak kecil ataupun gelombang.
Jadi ingat dengan kantor lama di Kebon Sirih. Pernah suatu kali terjadi gempa. Berlarianlah orang-orang di gedung itu dengan panik. Pas gempa selesai, karyawan di gedung depan kita heran, kenapa kok yang di gedung kami masih berlarian, terlihat masih panik. Usut punya usut, ternyata di ke-4 sudut gedung dipasang semacam per, sehingga kalau ada gempa relatif aman. Problemnya, saat gempa selesai, karena penghuni di dalamnya masih panik, maka gedungnya juga masih goyang goyang.
Sepertinya milestone kehidupan kita mirip. Pada saat kehidupan kita mulai berdiri kokoh, oleh Al Mulk diberi sedikit goncangan untuk menguji ketakwaan kita. Untuk menguji sejauh mana iman kita. Untuk menaikkan derajat keimanan kita. Untuk membuat kita naik kelas.
Nah, saat goncangan itu terjadi, nasehat Rasululloh adalah bersabar. Bukan berarti kita berdiam diri saja. Seperti saat gempa di gedung kami terjadi, bersabar tetap berarti melindungi diri. Tapi jelas bukan berarti panik.
Saat karyawan atau khodimat padha pulang, bersabar bisa berarti menjalani hari dengan tenang. Dengan tidak menumpahkan kekesalan pada suami atau anak, misalnya. Bersabar bisa berarti 'hanya' menjalani hari tanpa kegaduhan, tanpa uring-uringan, tanpa kemarahan. Meskipun bingung sudah di ubun-ubun karena sudah saatnya masuk kantor tapi asisten belum muncul.
Dengan menjalani hari dengan tenang, semoga pertolongan Allah segera datang. Sehingga saat waktunya tiba, kita ngerasa tahu tahu saja semua masalah itu telah pergi. Padahal tidak satupun usaha kita yang istimewa selain menjalani hari dengan menahan diri.
Allah lah yang telah mengangkat riak dan gelombang dari kehidupan kita. Karena Allah sudah menjanjikan akan memberikan kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Allah memberikan masalah bersamaan dengan solusinya.
Allahu Ma Ana. Allah bersama kita.
Kalau suatu masalah datang pada kita. Tidak mungkin tidak, pasti Allah yang menghendaki masalah itu hadir pada kehidupan kita. Dan Allah Al Ilm. As Samii'. Al Bashir. Tidak ada sesuatupun yang terlewat dari pandangan Allah, dari kehendak Allah. Dan Allah menciptakan segala sesuatu ada maksudnya. Tidak ada satupun yang sia sia. Termasuk menciptakan masalah pada kehidupan kita.
So, kalau pada suatu milestone kehidupan, kita belum juga bisa naik kelas, yakinlah. Dan berusahalah. Allah Maha Mengetahui apakah kita sudah layak lulus, atau tidak. Bisa jadi kita ngerasa masalah sudah lewat karena milestone itu dicabut Allah -- bukan karena lulus, namun karena tidak lulus untuk kemudian diujikan lagi pada suatu hari nanti. Dan berulang lah ujian pada point yang sama.
Sebenarnya kita 'hanya' disuruh sabar kok... Tapi kok ya sulit ya... :-)
No comments:
Post a Comment